Senin 30 Dec 2024 05:41 WIB

Kronologi Peringatan Menara Kontrol Soal Tabrakan Burung Sebelum Kecelakaan Maut Jeju Air

Menara kontrol memberikan peringatan tabrakan burung enam menit sebelum kecelakaan.

Petugas pemadam kebakaran dan anggota tim penyelamat melakukan evakuasi di dekat puing-puing pesawat penumpang Jeju Air 7C2216 di Bandara Internasional Muan di Muan, Korea Selatan, Ahad (29/12/2024). Pesawat Jeju Air 7C2216 yang membawa 175 penumpang dan enam kru dalam penerbangan dari Bangkok, Thailand jatuh terbakar dan meledak setelah mendarat dan kemudian menghantam tembok pembatas di bandara Internasional Muan. Data sementara 85 orang tewas dalam peristiwa itu.
Foto: AP Photo/Ahn Young-joon
Petugas pemadam kebakaran dan anggota tim penyelamat melakukan evakuasi di dekat puing-puing pesawat penumpang Jeju Air 7C2216 di Bandara Internasional Muan di Muan, Korea Selatan, Ahad (29/12/2024). Pesawat Jeju Air 7C2216 yang membawa 175 penumpang dan enam kru dalam penerbangan dari Bangkok, Thailand jatuh terbakar dan meledak setelah mendarat dan kemudian menghantam tembok pembatas di bandara Internasional Muan. Data sementara 85 orang tewas dalam peristiwa itu.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Kecelakaan pesawat Jeju Air di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan (Korsel) yang terjadi pada Ahad (29/12/2024) pagi waktu setempat dilaporkan menewaskan sedikitnya 177 orang. Enam menit sebelum pesawat jatuh, menara kontrol bandara memberikan peringatan  adanya insiden tabrakan pesawat dengan burung.

Pihak berwenang sebelumnya mengatakan kecelakaan itu terjadi sekitar pukul 9:03 pagi waktu setempat, ketika pesawat Jeju Air keluar dari landasan pacu saat mendarat dan bertabrakan dengan dinding pagar di Bandara Internasional Muan, di daerah Muan, Provinsi Jeolla Selatan, 288 kilometer barat daya Seoul.

Baca Juga

Menurut konferensi pers pada Ahad, oleh Kementerian Tanah, Infrastruktur, dan Transportasi, Korea Selatan, yang mengawasi keselamatan penerbangan, menara kontrol memberikan peringatan tersebut pada pukul 8:57 pagi. Pilot pesawat segera mengumumkan mayday atau keadaan darurat pada pukul 8:58 pagi dan mencoba mendarat pada pukul 9:00 pagi, tetapi jatuh tiga menit kemudian pada pukul 9:03 pagi saat mendarat tanpa roda pendaratan yang dikeluarkan, kata kementerian tersebut.

"Saat mencoba mendarat di landasan pacu No.1, menara kontrol memberikan peringatan tabrakan dengan burung dan pilot mengumumkan mayday tak lama setelah itu," ucap kementerian.

Pihak berwenang mengatakan menara kontrol memberi izin untuk mendarat di arah berlawanan di landasan pacu. Setelah itu pilot mencoba mendarat hingga akhirnya keluar dari landasan pacu dan menabrak dinding.

 

sumber : Antara, Yonhap
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement