REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Setelah melakukan pengepungan dan bombardir terhadap Rumah Sakit Kamal Adwan di Beit Lahiya, utara Gaza, sepekan belakangan, pasukan Israel akhirnya merangsek masuk. Ini mereka lakukan setelah melakukan pemboman yang menewaskan lima staff fasilitas tersebut Jumat dini hari.
Aljazirah melaporkan bahwa militer Israel telah memaksa puluhan pasien yang sakit dan terluka meninggalkan Rumah Sakit Kamal Adwan. Sekitar 75 pasien kini berada di halaman fasilitas tersebut, yang telah diserang selama berminggu-minggu, dan banyak dari mereka tidak memiliki perlindungan dari cuaca dingin di Gaza, tulis seorang jurnalis Palestina yang berbasis di Gaza di media sosial.
Koresponden Aljazirah melaporkan petugas Israel menggunakan pengeras suara untuk memberikan batas waktu 15 menit kepada staf dan pasien untuk meninggalkan rumah sakit. Komunikasi juga terputus di rumah sakit dalam apa yang diyakini sebagai persiapan pasukan Israel untuk menyerbu fasilitas tersebut.
Pagi ini, Israel mendesak lebih jauh ke wilayah sekitar Rumah Sakit Kamal Adwan. Tank lapis baja Israel maju lebih dalam di bawah perlindungan berat senapan mesin quadcopter.
Alat peledak telah ditanam di sekitar rumah sakit. Empat orang diledakkan di dekat gerbang utara, di pintu masuk belakang, menyebabkan kerusakan pada kompleks dan memicu kebakaran di beberapa bangunan di sekitarnya.
Petugas Israel menyerukan pengeras suara kepada direktur rumah sakit dan agar korban luka serta pasien keluar dari rumah sakit dalam waktu 15 menit. Ini terjadi sekitar pukul 07.15 waktu setempat. Belum ada komunikasi apapun keluar dari rumah sakit sejak itu.
Footage documents the moment an Israeli quadcopter dropped a bomb targeting Kamal Adwan Hospital in northern Gaza. pic.twitter.com/0Que3D3eEs
— Quds News Network (QudsNen) December 26, 2024
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 50 orang dilaporkan syahid dalam serangan udara Israel terhadap sebuah gedung dekat Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara. Lima anggota staf rumah sakit juga syahid dalam serangan itu, menurut direktur rumah sakit dan Kementerian Kesehatan Gaza.
Staf medis yang syahid telah diidentifikasi sebagai Dr Ahmed Samour, seorang dokter anak; dan Israa Abu Zaida, seorang teknisi laboratorium. Keduanya syahid dalam ledakan ketika mencoba kembali ke rumah mereka dari rumah sakit, menurut pernyataan dari kementerian dan rumah sakit.
Ahli teknologi kesehatan Fares al-Houdali juga terbunuh ketika mencoba menyelamatkan korban luka setelah serangan itu. Dan dua paramedis, Abdul Majeed Abu al-Aish dan Maher al-Ajrami, syahid di dekat rumah sakit. “Senajah mereka masih di jalan”, menurut pernyataan itu.
Rumah Sakit Kamal Adwan, menurut Dr Hussam Abu Safia, mendapat serangan artileri intensif dan serangan udara F-16 sejak pagi tadi.
Dr. Hossam Abu Safiya, Director of Kamal Adwan Hospital, reported on the difficult conditions endured by civilians and patients at the hospital due to the Israeli occupation forces detonating explosive robots near the facility last night, resulting in a critical injury to a… pic.twitter.com/4EBJmo4mYG
— Quds News Network (QudsNen) December 26, 2024
Tak hanya itu, pernah ada seorang wanita yang tewas tertabrak quadcopter dan seorang pria lainnya tewas terkena granat yang dijatuhkan dari quadcopter juga. Situasi di utara sangat sulit. Kita berbicara tentang lebih dari 80 hari tanpa makanan, air, persediaan medis, dan juga bantuan.
Namun, situasi yang memburuk tidak hanya terjadi di Jalur Gaza bagian utara tetapi juga di bagian selatan Jalur Gaza dan wilayah tengah. Ada empat bayi Palestina yang meninggal akibat cuaca dingin di tenda mereka selama empat hari terakhir.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan bahwa sebagian besar anak-anak Palestina ini meninggal karena cuaca dingin dan juga kekurangan gizi parah yang saat ini mereka hadapi di wilayah tengah tempat mengungsi.