Selasa 24 Dec 2024 13:23 WIB

Pelajaran dan Harapan Bagi Timnas Indonesia dari ASEAN Championship 2024

Timnas senior Indonesia akan kembali berlaga di Kualifikasi Piala Dunia pada Maret.

Suporter Timnas Indonesia memberikan dukungan saat laga melawan Filipina pada pertandingan Grup B Piala AFF di Stadion Manahan, Solo, Sabtu (21/12/2024). Indonesia kalah dengan skor 0-1 dari Filipina. Dengan kekalahan ini, Timnas Indonesia tersingkir dari kejuaraan Piala AFF 2024.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Suporter Timnas Indonesia memberikan dukungan saat laga melawan Filipina pada pertandingan Grup B Piala AFF di Stadion Manahan, Solo, Sabtu (21/12/2024). Indonesia kalah dengan skor 0-1 dari Filipina. Dengan kekalahan ini, Timnas Indonesia tersingkir dari kejuaraan Piala AFF 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Langkah skuad muda Indonesia pada kejuaraan Piala AFF 2024 atau ASEAN Championship 2024 terhenti di babak grup. Hanya butuh hasil imbang lawan Filipina, timnas Indonesia justru menelan kekalahan tipis 0-1 dalam laga di Stadion Manahan, Solo, Sabtu (21/12/2024) malam.

The Azkals memberi kekalahan yang pantas untuk Mohammad Ferarri dan kawan-kawan yang bermain ceroboh untuk kedua kalinya saat bermain di kandang sendiri. Ferarri dikartu merah karena tak bisa menahan emosinya saat diprovokasi kapten Filipina Amani Aguinaldo.

Baca Juga

Kecewa sudah pasti dirasakan para pemain dan seluruh pendukung timnas Indonesia. Namun, selalu ada hikmah dari satu kekecewaan. Salah satunya, harapan akan berkembangnya para pemain muda Indonesia untuk menjadi pelapis seniornya di timnas Indonesia.

Dari 24 pemain yang dibawa pelatih Shin Tae-yong, 16 di antaranya tak punya caps senior. Sebanyak 14 pemain mendapatkan debutnya di ASEAN Championship. Hanya kiper Erlangga Setyo dan Sulthan Zaky yang tak mendapatkan menit bermain.

Indonesia gagal lolos ke semifinal untuk kelima kalinya dalam 15 edisi ASEAN Champinship. Sebelumnya, skuad Garuda juga tersingkir dari babak grup turnamen ini pada edisi 2007, 2012, 2014, dan 2018.

Kegagalan Indonesia memenuhi target minimal dari Ketum PSS Erick Thohir untuk menembus semifinal juga membuat Shin Tae-yong harus rela namanya bergabung dengan pendahulu pelatih timnas dalam catatan negatif ini, yaitu Peter White (2007), Nil Maizar (2012), Alfred Riedl (2014), dan Bima Sakti (2018).

Jika harus jujur, kita tak perlu lama-lama bersedih. Sebab, penampilan timnas kita dari empat pertandingan memang belum meyakinkan. Dari sisi pemain, ketidakmampuan mengontrol emosi dalam laga ketat atau saat diprovokasi menjadi aspek penting yang mesti dijadikan pelajaran.

Namun seperti inisiatif awal, para pemain ini dipilih untuk mendapatkan jam terbang internasional lebih banyak, sekaligus merasakan sengitnya persaingan meski hanya sebatas level Asia Tenggara. Berlaga di ASEAN Championship ini diharapkan membuat para pemain ini siap bertarung untuk mempertahankan medali emas di SEA Games 2025 dan kembali bermain di putaran final Piala Asia U-23 2026.

Harapan lain adalah potensi munculnya generasi-generasi baru yang lahir dari turnamen ini. Mereka diharapkan bisa menjadi bagian tim senior Indonesia yang saat ini sedang berjuang bermain di Piala Dunia 2026. Jika tidak dalam waktu dekat, mungkin beberapa tahun lagi.

Sementara bagi tim pelatih, kegagalan ini harus menjadi bahan evaluasi saat kembali fokus untuk meracik tim pada Kualifikasi Piala Dunia 2026. Jajaran pelatih dan pemain harus belajar banyak dari kegagalan dalam turnamen se-Asia Tenggara itu dan segera bangkit untuk memperbaiki kesalahan, serta berjuang untuk target yang lebih besar. Pendapat ini disampaikan Mohamad Kusnaeni, pengamat sepak bola yang biasa disapa Bung Kus.

"Lebih baik semua introspeksi dan belajar dari kegagalan ini. Indonesia masih punya target yang lebih besar di Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada Maret nanti," kata Bung Kus, dikutip dari Antara.

Skuad Garuda tidak perlu lagi mencari-cari kambing hitam dalam kegagalan ASEAN Cup 2024. Lebih baik menggunakan waktu yang ada untuk mempersiapkan diri lolos ke ajang internasional yang jauh prestisius yakni Piala Dunia.

Ia mengharapkan pelatih Shin Tae-yong memberikan perhatian lebih untuk lini depan timnas. Sebab dua pemain di lini depan timnas yang berlaga di ASEAN Championship 2024 juga merupakan andalan di lini depan timnas senior pada Kualifikasi Piala Dunia 2026, yakni Rafael Struick dan Marselino Ferdinan.

Sementara bagi pendukung timnas Indonesia, pengamat sepak bola lainnya Akmal Marhali meminta mereka tidak mem-bully pemain. Sebab, dalam kondisi apa pun para pemain harus mendapatkan dukungan agar bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya demi Merah Putih.

Sejumlah agenda sudah menanti timnas Indonesia dari awal tahun 2025. Pada Februari, ada Kualifikasi Piala Asia U-23 2026. Sementara pada Maret, timnas senior Indonesia akan melanjutkan perjuangan untuk menggapai mimpi berlaga di Piala Dunia 2026 dengan menghadapi Australia dan Bahrain.

Dukung terus perjuangan Timnas Indonesia bersama AQUA 100% Murni Pilihan Timnas Indonesia.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement