Ahad 22 Dec 2024 05:11 WIB
Peringatan Hari Ibu

Mengapa Rasulullah Memuliakan Ibu Tiga Kali Lipat daripada Bapak?

Ibu sebagai pendidik pertama memainkan peran signifikan dalam menanamkan nilai agama.

Red: reBot
ILUSTRASI Akhlak yang baik merupakan perhiasan seorang Muslim. Ilustrasi Muslimah. Ilustrasi ibu dan anak
Foto: freepict
ILUSTRASI Akhlak yang baik merupakan perhiasan seorang Muslim. Ilustrasi Muslimah. Ilustrasi ibu dan anak

REPUBLIKA.CO.ID -- Rasulullah SAW menegaskan kemuliaan ibu dalam ajaran Islam, memerintah seorang anak untuk mengutamakan ibu hingga tiga kali lipat dibanding ayah. Hadis yang meriwayatkan perintah ini berasal dari Abu Hurairah, dan tercatat dalam kitab Shahih Al-Bukhari dan Muslim.

Dalam Islam, ibu diakui mengemban peran lebih dalam proses biologis, emosional, dan pengorbanan dalam membesarkan anak.

Ada tiga fase yang harus dilalui seorang ibu. Fase kehamilan, persalinan, dan pemberian ASI sebagai fondasi utama mengapa peranan ibu diutamakan.

Pengaruh Psikologis

Ikatan emosional yang kuat antara ibu dan anak selama proses pengasuhan dianggap krusial dalam perkembangan mental dan spiritual anak.

Sejarah dan Kebudayaan Islam

Penekanan terhadap ibu ini memperlihatkan betapa Islam telah sejak lama menempatkan perempuan, terutama seorang ibu, pada posisi terhormat dalam keluarga dan masyarakat.

Pendidikan Moral dan Akhlak

Ibu sebagai pendidik pertama, di sela-sela rumah tangga memainkan peran signifikan dalam menanamkan nilai-nilai agama dan akhlak.

Peran Ayah dalam Perspektif Islam

Meskipun fokus seringkali pada ibu dalam banyak ajaran, peran ayah tetap dihargai, namun dalam konteks yang berbeda, seperti pencari nafkah dan pelindung keluarga.

Dampak Modern

Relevansi nilai-nilai ini dalam masyarakat kontemporer, pentingnya mengingat fondasi keluarga dalam menghadapi tantangan zaman modern.

Analisis Sosiologis

Komitmen Islam terhadap kesejahteraan keluarga dan bagaimana prinsip ini berkontribusi pada ketahanan sosial.

Dalam ajaran Islam, ibu menempati posisi istimewa yang secara teologis dan sosial tidak bisa disamakan dengan peran lain. Rasulullah SAW, sebagai tokoh sentral dalam pembentukan praktek keagamaan dan moral umat Islam, menegaskan kemuliaan ibu melalui sebuah hadis yang masyhur, di mana beliau memerintahkan seorang anak untuk lebih mengutamakan kasih sayangnya dalam melayani dan menghormati ibunya sebanyak tiga kali melebihi ayahnya.

Hadis ini diriwayatkan oleh Abu Hurairah dan menjadi bagian dari literatur hadis autentik dalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim. Dalam hadis itu, ketika ditanya oleh seorang sahabat mengenai siapa yang paling berhak mendapatkan perlakuan baik dari seorang anak, Rasulullah SAW menjawab, "Ibumu," berulang tiga kali sebelum menyebut "ayahmu" pada akhirnya. Jawaban ini menegaskan posisi tinggi ibu dalam hierarki keluarga menurut perspektif Islam.

Alasan pengutamaan ini berasal dari pengakuan komprehensif terhadap peran ibu dalam perjalanan kehidupan seorang anak. Dari fase kehamilan, persalinan, hingga pemberian ASI, ibu menghadapi pengorbanan fisik, emosional, dan spiritual yang menuntut kesabaran dan dedikasi tanpa batas. Melalui tiga fase penting inilah ibu memberikan pengaruh mendalam terhadap pembentukan karakter dan identitas anak.

Dalam konteks psikologis, ikatan antara ibu dan anak yang terjalin sejak dalam kandungan memperlihatkan daya emosional yang kuat. Hal ini menjadi landasan bagi perkembangan mental dan spiritual yang sehat. Pengakuan terhadap jasa seorang ibu membawa kepada penghormatan yang, dalam perspektif agama, tidak dapat dianulir atau diminimalkan.

Sejarah dan kebudayaan Islam mencatat bagaimana Rasulullah SAW mengangkat derajat ibu dan perempuan secara umum. Ini memperlihatkan bahwa Islam telah menanamkan prinsip kesetaraan dan penghormatan terhadap perempuan jauh sebelum wacana modern mengenai hak-hak perempuan muncul.

Dalam bingkai keluarga, peran seorang ibu juga tidak berhenti di ranah domestik. Sebagai pendidik pertama, ia memainkan peran signifikan dalam pembentukan moral dan akhlak anak sejak dini. Pendidikan dalam tafsiran akhlakul karimah ini menjadi tameng bagi anak dalam menghadapi berbagai tantangan di masa depan.

Di sisi lain, peran ayah tetap dihargai dalam Islam tetapi dalam dimensi yang berbeda. Sebagai pelindung dan pencari nafkah, ayah berperan

Artikel disusun Menggunakan AI

sumber : AI Generated
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement