REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta membuka opsi untuk merelokasi warga terdampak kebakaran di Kelurahan Kebon Kosong, Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat, ke rumah susun. Sebagian warga terdampak diklaim telah setuju dengan opsi tersebut.
Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi mengaku telah ditanyakan banyak pihak soal rencana penanganan pascakebakaran di lokasi tersebut. Pasalnya, setidaknya terdapat 200 rumah tinggal semi permanen terdampak kebakaran yang terjadi pada Selasa (10/12/2024).
"Jadi tadi juga sudah mulai banyak ditanyakan, misalnya di tempat kebakaran akan dibangun kembali, pastinya kami akan cermati bersama lembaga terkait masalah lokasi kebakaran tersebut," kata dia usai meninjau lokasi terdampak kebakaran, Rabu (11/12/2024).
Menurut dia, sebagian warga terdampak kebakaran mengeklaim rumah yang terbakar merupakan milik mereka sendiri. Namun, ada juga warga yang tinggal di rumah terdampak dengan sistem kontrak. Menurut dia, hal itu akan dicermati terlebih dahulu sebelum Pemprov Jakarta mengambil keputusan untuk penanganan rumah warga terdampak.
Kendati demikian, Teguh mengaku sempat menawarkan warga untuk relokasi ke rumah susun (rusun) terdekat. Menurut dia, sebagian warga setuju dengan pilihan itu. Namun, sebagian warga lainnya masih belum memberikan keputusan.
"Misalnya begini, kalau misalnya ibu dan bapak itu nanti kita relokasi untuk rumah susun yang terdekat bagaimana? Sebagian ada yang menjawab, langsung setuju, sebagian masih diam, tapi itu kan masih dalam artian belum keputusan ya," ujar Teguh.
Ia mengatakan, Pemprov Jakarta akan segera melakukan verifikasi terkait status warga yang terdampak kebakaran. Setelah itu, penanganan terkait rumah terdampak bisa dilakukan.
Diketahui, kebakaran itu menyebabkan 600 kepala keluarga (KK) atau 1.800 jiwa terdampak. Pemprov Jakarta disebut telah menyediakan tiga posko pengungsian, yaitu SDN 09 Kebon Kosong, Masjid Al Ihsan, dan Lapangan Jusuf Hamka.