REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Dataran Tinggi Golan, yang diduduki Israel selama hampir 60 tahun, akan tetap menjadi bagian dari Israel 'selamanya'. Hal itu disampaikan Netanyahu di tengah meningkatnya kritik terhadap pengambilalihan Israel atas zona penyangga yang sebelumnya didemiliterisasi di wilayah yang dikuasai Suriah.
Berbicara dalam konferensi pers di Yerusalem, Netanyahu mengatakan kendali Israel atas dataran tinggi itu untuk memastikan keamanan dan kedaulatan Israel. "Golan akan menjadi bagian dari Negara Israel untuk selamanya," ujarnya.
Selama akhir pekan, Netanyahu memerintahkan pasukan Zionis untuk bergerak ke zona penyangga yang dipatroli PBB. Mereka juga menyerang wilayah Suriah yang diklaim sebagai depot senjata rezim dengan serangan udara. Langkah tersebut diambil selepas kemenangan mengejutkan pemberontak Suriah atas Bashar al-Assad.
PBB mengatakan pada Senin bahwa tindakan tersebut merupakan pelanggaran perjanjian pelepasan diri tahun 1974 antara Israel dan Suriah.
"Tidak boleh ada pasukan atau aktivitas militer di wilayah pemisahan. Dan Israel dan Suriah harus terus menegakkan ketentuan perjanjian tahun 1974 itu, dan menjaga stabilitas di Golan,” kata Stéphane Dujarric, juru bicara sekretaris jenderal PBB, António Guterres.