Senin 09 Dec 2024 07:53 WIB

Assad Tumbang, Kedubes Suriah Jakarta Ganti Foto Profil dengan Bendera Oposisi

Kedubes Suriah di Jakarta berjanji akan tetap melayani kepentingan warga Suriah.

Foto profil Kedubes Suriah di Jakarta
Foto: Tangkapan layar
Foto profil Kedubes Suriah di Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa kedutaan besar Suriah telah memperbarui foto profil media sosial mereka menyusul jatuhnya Bashar al-Assad. Pihak kedutaan mengganti bendera hitam, hijau, dan putih dengan hijau, putih, hitam Bersama tiga bintang di bagian tengah yang digunakan oleh aktivis anti-Assad dan pasukan pemberontak.

Kedutaan besar di Kairo, Mesir, Kuala Lumpur, Malaysia, dan Jakarta, Indonesia, termasuk di antara beberapa kantor Suriah yang telah mengubah foto profil media sosial resmi mereka menjadi bendera tersebut.

Baca Juga

Pantauan Republika.co.id, bendera kelompok oposisi sudah dipakai di laman Facebook Kedutaan Besar Suriah di Jakarta.

"SAUDARA-SAUDARA SURIAH, Hari ini Anda menulis halaman baru dalam sejarah Suriah, untuk membangun sebuah perjanjian dan traktat nasional yang menyatukan seluruh rakyat Suriah, menyatukan mereka dan tidak memecah belah mereka, untuk membangun tanah air yang didominasi oleh keadilan dan kesetaraan dan di mana setiap orang menikmati semua hak dan kewajiban," demikian status laman Facebook kedutaan pada Ahad.

"Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat di Republik Arab Suriah dan misi diplomatik di luar negeri akan tetap menepati janjinya untuk melayani semua warga negara, dan menjalankan urusan mereka, berdasarkan kepercayaan yang dimiliki dalam mewakili rakyat Suriah, dan bahwa tanah air tetap menjadi yang terpenting."

Hayat Tahrir al-Sham (HTS) dan milisi anti-pemerintah lainnya menguasai Damaskus pada Ahad. Perdana Menteri Suriah Mohammad al-Jalali telah menyatakan kesediaannya untuk bekerja sama dengan pemimpin mana pun yang dipilih oleh rakyat.

Jalali menambahkan bahwa ia tetap berada di rumahnya di Damaskus. Serangan HTS dimulai pekan lalu dari provinsi Idlib yang dikuasai oposisi dan dipimpin oleh seorang mantan komandan Alqaidah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement