REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ahli Gizi Universitas Gadjah Mada (UGM) Toto Sudargo menyebut program makan bergizi gratis yang dianggarkan pemerintah Rp10.000 per porsi masih memungkinkan untuk memenuhi gizi anak sekolah.
"Dilihat dari perencanaannya, Rp10.000 untuk setiap anak masih mungkin dilaksanakan. Tentunya, pelaksanaannya harus terus dipantau, dievaluasi, dan ditingkatkan," kata Toto dalam keterangan resminya di Yogyakarta, Sabtu.
Toto menuturkan program makan bergizi gratis ini yang sangat mulia sebab tidak semua negara sanggup dan dapat melakukan program besar seperti ini.
Dia mengatakan bahwa dengan anggaran yang disediakan, setiap daerah dapat menerapkan menu-menu yang berbeda sesuai dengan ketersediaan potensi dan kekayaan hasil alam yang ada di setiap daerah.
"Beberapa daerah memang masih mengandalkan nasi. Di beberapa daerah seperti Papua dapat diganti dengan sagu, papeda, jagung. Kemudian, untuk karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral dapat diganti dengan ikan, telur, dan daging atau sumber nabati lainnya, sesuai wilayahnya masing-masing," ujar dia.
Soal anggaran sebesar Rp10.000 per porsinya, Toto menilai harga tersebut dapat ditekan dengan pelaksanaan subsidi silang dan pengurangan biaya lain seperti biaya transportasi ke sekolah dengan memanfaatkan pembuatan makanan di wilayah yang dekat dengan wilayah sekolah.