Kamis 28 Nov 2024 18:04 WIB

Kalah Telak di Sumut, PDIP Tuding Bobby Nasution Lakukan Tiga Kecurangan

Djarot PDIP mengeklaim, intimidasi parcok kepada pemerintah desa di Provinsi Sumut.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Erik Purnama Putra
Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Djarot Saeful Hidayat menuding cagub Bobby Nasution melakukan tiga kecurangan.
Foto: Republika/ Nawir Arsyad Akbar
Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Djarot Saeful Hidayat menuding cagub Bobby Nasution melakukan tiga kecurangan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP PDIP Djarot Saeful Hidayat membeberkan setidaknya tiga kecurangan cagub Sumatra Utara (Sumut) Muhammad Bobby Afif Nasution pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumut 2024. PDIP bakal mengadukan kecurangan sang menantu Presiden ke-7 RI Joko Widodo tersebut ke penyelenggara pemilu.

Djaror mengaku, PDIP menemukan kecurangan Bobby salah satunya menyalahgunakan aparatur negara. Mereka pun dipaksa untuk memenangkan Bobby.

Baca Juga

"Berbagai macam cara dilakukan untuk bisa memenangkan Bobby Nasution melalui kecurangan-kecurangan yang menggunakan partai coklat (parcok), bansos, PJ kepada daerah-daerah dan desa," kata Djarot dalam konferensi pers di kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat pada Kamis (28/11/2024).

Djarot menjelaskan intimidasi parcok kepada pemerintah desa di Provinsi Sumut guna dijadikan sebagai tim sukses dalam pemungutan suara. Temuan lainnya ada oknum di polsek demi memenangkan Bobby yang kini menjadi kader Partai Gerindra. Walau begitu, Djarot mengeklaim, para saksi justru coba dibungkam.

"Saya bertemu dengan beberapa teman di sana termasuk orang-orang desa yang diintimasi oleh parcok, saya bilang sebaiknya kalau bicara apa adanya dan mau bersaksi tapi dia takut kenapa? Karena akan dicari-cari dan sudah dicari-cari salahnya terutama di dalam pemerintahan dan anggaran desa. Semua ini suruh mereka hingga mereka merasa ketakutan. Inilah bentuk intimidasi," ujar mantan cagub Sumut tersebut.

Atas temuan tersebut, PDIP terus menghimpun barang bukti di Sumut. Selanjutnya barang bukti ini akan dilaporkan ke Bawaslu. "Teman-teman di Sumatra Utara sudah mengumpulkan bukti-bukti baik itu beberapa bentuk video rekaman kemudian surat menyurat rencananya semua dan melaporkan kepada Bawaslu," ujar Djarot.

Mantan wagub dan gubernur DKI Jakarta tersebut berharap, laporan PDIP bisa ditindaklanjuti berdasarkan mekanisme yang berlaku. Hanya saja, Djarot mengendus kecurigaan terhadap oknum penyelenggara pemilu di Sumut. "Persoalannya ternyata penyelenggara pemilu ada oknum yang masuk angin. Jadi laporan diabaikan," ujar Djarot.

Selain itu, Djarot menegaskan, menang dan kalah saat pesta demokrasi merupakan hal biasa. Namun, ia mempermasalahkan upaya yang diambil Bobby dalam meraih kemenangan malah tidak beretika.

"Persoalannya adalah di dalam memenangkan proses demokrasi dalam negara apakah kira-kira demokrasi nilai-nilai demokrasi, norma-norma negara itu bisa dilaksanakan dengan baik atau tidak," ucap Djarot.

Sejumlah lembaga survei menempatkan pasangan Bobby-Surya unggul jauh atas Edy Rahmayadi-Hasan Basri Sagala. Lembaga Survei Indonesia (LSI) mengungkap dari total suara yang masuk 80 persen pada Rabu sore WIB, menempatkan paslon Bobby-Surya meraup 62,06 persen. Sedangkan paslon Edy-Hasan hanya meraih sekitar 37,94 persen.

Merujuk hasil survei Indikator Politik dengan total suara masuk 100 persen paslon Bobby-Surya menang 62,71 persen. Adapun paslon Edy-Hasan hanya mendapatkan 37,29 persen suara. 

Komentar Edy Rahmayadi...

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement