REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Wakil Kepala SMKN 4 Semarang, Agus Riswantini, mengaku kaget dengan keterangan Polrestabes Semarang yang menyebut siswa mereka, yakni Gamma Rizkynata Oktafandy (GRO), terlibat gangster remaja atau biasa disebut Kreak. GRO tewas ditembak oknum polisi pada Ahad (24/12/2024) dini hari lalu.
"Kaget saat disebut Kreak," kata Riswantini saat ditemui awak media di SMKN 4 Semarang, Selasa (26/11/2024).
Menurut Riswantini, GRO adalah siswa yang baik. "Dia aktif paskibraka," ucapnya.
Selain GRO, terdapat dua siswa SMKN 4 lainnya yang terlibat dalam insiden penembakan oknum polisi pada Ahad dini hari lalu. Mereka adalah Satria dan Adam.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Republika, Satria sempat dirawat di Rumah Sakit Tugu, Ngaliyan, Semarang. Hal itu karena dia tertembak di bagian tangan kirinya. Sementara Adam diamankan Polrestabes Semarang.
Menurut Riswantini, ketiga siswa tersebut aktif paskibraka. Riswantini mengaku belum mendapat keterangan dari keluarga ketiga siswa tersebut, termasuk perihal kronologi kejadian.
"Kita sudah hubungi keluarga kalau bisa pihak sekolah bertemu, tapi pihak keluarga tidak berkenan. Alasannya ingin menenangkan diri," ucapnya.
"Barangkali nanti semua sudah tahu permasalahannya, insya Allah saya yakin dari pihak keluarga akan menyampaikan. Kalau di sekolah mereka anak-anak baik," tambah Riswantini.
Sebelumnya, Riswantini mengaku, pihaknya sempat bertakziah ke rumah GRO di daerah Manyaran. Dia mengatakan, pihak sekolah menerima kabar tentang kematian GRO justru dari teman-teman korban.
"Kami dapat informasi dari teman-teman almarhum kemudian mengecek ke rumah tinggalnya," katanya, Senin (26/11/2024).
Agus mengungkapkan, ketika bertakziah, jenazah GRO sudah diberangkatkan ke Sragen untuk dimakamkan. "Waktu kami datang melayat belum bertemu keluarganya, jadi belum bisa memastikan penyebab meninggalnya (GRO)," ucapnya.