Selasa 29 Oct 2024 12:32 WIB

Farmasi UGM Dorong Lansia Brontokusuman Kelola Kesehatan Secara Mandiri

Para lansia mendapatkan kesempatan memeriksakan kondisi kesehatan secara gratis.

Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) 2024 yang diketuai oleh Prof Adam Hermawan melaksanakan kegiatan edukasi kesehatan dan pemeriksaan kesehatan bagi 85 peserta lansia di RW 23, Kelurahan Brontokusuman, Yogyakarta, pada 13 Oktober 2024.
Foto: dokpri
Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) 2024 yang diketuai oleh Prof Adam Hermawan melaksanakan kegiatan edukasi kesehatan dan pemeriksaan kesehatan bagi 85 peserta lansia di RW 23, Kelurahan Brontokusuman, Yogyakarta, pada 13 Oktober 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan para lansia, Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) 2024 yang diketuai oleh Prof Adam Hermawan melaksanakan kegiatan edukasi kesehatan dan pemeriksaan kesehatan bagi 85 peserta lansia di RW 23, Kelurahan Brontokusuman, Yogyakarta, pada 13 Oktober 2024 lalu. Kehadirn para peserta menunjukkan tingginya antusiasme para lansia untuk meningkatkan kualitas hidupnya melalui kegiatan ini.

Kegiatan ini merupakan kolaborasi sinergis antara Tim Pengabdian Masyarakat UGM dengan Paguyuban Lansia RW 23. Dukungan penuh diberikan oleh para dosen, mahasiswa, serta dokter dan praktisi komunikasi, yang bersama-sama mendorong terciptanya kesadaran akan pentingnya pola hidup sehat di kalangan masyarakat lansia.

Salah satu momen penting dalam acara ini adalah peluncuran buku 'Manajemen Pola Hidup Sehat Lansia' yang diharapkan dapat menjadi panduan praktis bagi para lansia untuk mengelola kesehatan mereka secara lebih mandiri. Buku ini berisi panduan kesehatan singkat yang relevan dengan kebutuhan lansia dalam menjalani hari-hari dengan lebih sehat dan produktif.

Dalam acara ini, Dr Dyaningtyas Dewi Pamungkas Putri menjadi narasumber utama dengan membawakan materi edukasi bertajuk DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan, Simpan, dan Buang Obat dengan Baik dan Benar). Materi ini disampaikan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran lansia tentang pentingnya penggunaan obat yang aman dan tepat guna. Dyaningtyas juga memberikan contoh-contoh praktis seperti cara menyimpan, menggunakan dan membuang obat dengan benar, termasuk memperhatikan batas waktu penggunaan obat setelah kemasan dibuka (beyond use date/BUD).

"Melalui edukasi seperti ini, kami berharap para lansia dapat lebih mandiri dalam mengelola kesehatannya, terutama untuk penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes,” ujar Dyaningtyas dalam siaran pers yang diterima Republika, Selasa (29/10/2024).

Selain sesi edukasi, para lansia juga mendapatkan kesempatan untuk memeriksakan kondisi kesehatan mereka secara gratis. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pengukuran tinggi dan berat badan, tekanan darah, kadar kolesterol, serta gula darah. Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan ini dibantu oleh mahasiswa dari berbagai jenjang studi (S1, S2, dan S3) serta tenaga kependidikan dari Laboratorium Advanced Pharmaceutical Sciences Fakultas Farmasi UGM, serta didukung oleh dosen dan mahasiswa Prodi D3 Farmasi Poltekkes Bhakti Setya Indonesia. Setelah itu, para peserta juga berkesempatan melakukan konsultasi langsung dengan apoteker yang terdiri dari dosen dan mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Farmasi (MIF) untuk mendapatkan saran medis yang lebih komprehensif.

Kegiatan pengabdian ini berperan besar dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), terutama SDG 3 (Good Health and Well-being) yang berfokus pada kesehatan dan kesejahteraan semua orang tanpa memandang usia. Dengan menanamkan pemahaman yang lebih baik tentang manajemen kesehatan dan penggunaan obat, para lansia diharapkan dapat lebih proaktif dalam menjaga kesehatan mereka. Peluncuran buku 'Manajemen Pola Hidup Sehat Lansia' juga memberikan kontribusi langsung pada SDG 4 (Quality Education), dengan menyediakan akses informasi yang mudah dipahami untuk meningkatkan literasi kesehatan di kalangan masyarakat lansia.

Lebih jauh, keterlibatan mahasiswa dan tenaga pendidik dalam acara ini memperkuat prinsip kolaborasi yang diusung oleh SDG 17 (Partnerships for the Goals). Sinergi antara institusi akademis dan masyarakat lokal menjadi salah satu faktor kunci dalam menciptakan solusi berkelanjutan untuk tantangan kesehatan yang dihadapi oleh lansia. Dengan adanya inisiatif ini, tidak hanya lansia yang diuntungkan, tetapi juga masyarakat secara keseluruhan, karena kesadaran akan pentingnya pola hidup sehat dapat mengurangi ketidaksetaraan dalam akses informasi dan layanan kesehatan. Hal ini juga selaras dengan SDG 10 (Reduced Inequalities), yang menekankan pentingnya pemberian kesempatan yang setara dalam mencapai kesehatan optimal.

Acara ini menegaskan komitmen UGM dalam memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, tidak hanya melalui pendidikan akademis tetapi juga dengan mengedepankan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat, terutama kelompok rentan seperti lansia. Dengan edukasi yang tepat dan pemeriksaan kesehatan yang menyeluruh, para lansia RW 23 diharapkan dapat menjalani hidup yang lebih sehat, mandiri, dan bermakna.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement