Sabtu 26 Oct 2024 18:30 WIB

Serangan Israel tidak Sasar Fasilitas Nuklir

Fasilitas nuklir Iran tidak diincar Israel.

Pemandangan umum ibu kota Teheran, Iran, pada awal 26 Oktober 2024. Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Daniel Hagari menyatakan pada 25 Oktober bahwa Pasukan Pertahanan Israel tengah melancarkan serangan tepat sasaran terhadap target militer di Iran.
Foto: DOK. EPA-EFE/ABEDIN TAHERKENAREH
Pemandangan umum ibu kota Teheran, Iran, pada awal 26 Oktober 2024. Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Daniel Hagari menyatakan pada 25 Oktober bahwa Pasukan Pertahanan Israel tengah melancarkan serangan tepat sasaran terhadap target militer di Iran.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Serangan Israel terhadap Iran hanya sebatas pada target militer, bukan fasilitas nuklir atau minyak, menurut CBS News yang mengutip seorang sumber.

Menurut laporan tersebut, Amerika Serikat sebelumnya sudah diberikan peringatan tentang serangan Israel tersebut.

Baca Juga

Media Iran sebelumnya memberitakan tentang suara-suara ledakan di ibu kota Iran, Teheran. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan telah menyerang target militer Iran untuk membalas serangan 1 Oktober.

Bandara Internasional Imam Khomeini dan Bandara Mehrabad di Teheran beroperasi seperti biasa di tengah laporan ledakan dekat ibu kota Iran tersebut, menurut laporan SNN.

Stasiun TV pemerintah Iran yang mengutip sumber-sumber keamanan melaporkan bahwa suara ledakan tersebut berasal operasi pertahanan udara di dekat Teheran.

Sejumlah anggota staf medis terluka ketika tentara Israel kembali menargetkan Rumah Sakit Kamal Adwan di Beit Lahia, Gaza utara dengan tembakan artileri dan tembakan senjata api pada Jumat.

Staf media melaporkan kepada Anadolu bahwa tembakan tersebut mengakibatkan sejumlah rekan lainnya terluka. Pasukan Israel kemudian menyerbu fasilitas kesehatan itu selang beberapa jam setelah melepaskan tembakannya.

Sejumlah peralatan pentingnya penyelamat nyawa rusak termasuk stasiun oksigen utama yang tidak dapat dioperasikan karena terkena bom.

Sebelumnya pada Kamis (24/10), Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Gaza, Munir Al-Bursh, mengatakan kepada Anadolu bahwa pasien dan korban luka hidup dalam keadaan teror karena Israel menargetkan Rumah Sakit Kamal Adwan dan sekitarnya di Gaza utara, di mana tentara Israel telah melakukan aksi pemusnahan massal selama 20 hari.

Gaza Utara

Sementara itu, serangan darat dan pemboman tentara Israel terus berlanjut di wilayah utara Gaza, seiring dengan upaya pasukan Israel untuk melakukan pengungsian paksa terhadap warga Palestina.

Tentara Israel telah melanjutkan serangan dahsyat di Jalur Gaza sejak serangan Hamas tahun lalu, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.

Lebih dari 42.800 orang telah tewas, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan lebih dari 100.500 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Serangan Israel di Gaza telah membuat hampir seluruh populasi di wilayah tersebut mengungsi di tengah blokade yang sedang berlangsung yang menyebabkan kekurangan parah terhadap makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Israel menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas tindakannya yang brutal di Gaza.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement