Rabu 23 Oct 2024 10:13 WIB

Israel Klaim Bunuh Calon Pengganti Pemimpin Hizbullah, Hashem Safieddine

Hashem Safieddine merupakan calon pengganti Nasrallah.

Orang-orang memeriksa lokasi pembunuhan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah di pinggiran selatan Beirut, Ahad, 29 September 2024.
Foto: AP
Orang-orang memeriksa lokasi pembunuhan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah di pinggiran selatan Beirut, Ahad, 29 September 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Israel mengeklaim dan mengonfirmasi terbunuhnya calon pemimpin Hizbullah pengganti Nasrallah dalam sebuah serangan udara di Beirut selatan pada awal Oktober.

Dalam sebuah pernyataan pada Selasa malam, militer Israel mengatakan serangan di pinggiran kota Dahiyeh telah menewaskan Hashem Safieddine dan Ali Hussein Hazima, kepala cabang intelijen kelompok militan tersebut pada tiga pekan lalu.

Baca Juga

Ini adalah pertama kalinya Israel mengonfirmasi terbunuhnya pejabat politik paling senior di Hizbullah setelah mantan sekretaris jenderal Hassan Nasrallah. Hizbullah belum mengomentari klaim Israel tersebut.

Safieddine adalah kepala badan pembuat keputusan politik tertinggi Hizbullah, dewan eksekutif, dan dilaporkan dipilih sebagai penerus Nasrallah.

Ia juga sepupu mantan sekretaris jenderal tersebut dan dianggap memiliki banyak kharisma yang sama. Nasibnya tidak diketahui setelah serangan Israel di Dahiyeh pada 3 Oktober, yang menurut Israel menargetkan bunker bawah tanah tempat pemimpin senior itu tinggal.

Hizbullah dilaporkan tidak dapat menghubungi Safieddine lagi sejak serangan itu dan petugas penyelamat tidak dapat mencapai lokasi pengeboman.

Dengan terbunuhnya Safieddine, hanya Naim Qassem, wakil sekretaris jenderal Hizbullah, yang tersisa dari kepemimpinan senior Hizbullah yang berhadapan dengan publik.

Qassem telah menjadi wajah kelompok itu sejak pembunuhan Nasrallah. Namun menurut the Guardian ia tidak menikmati popularitas yang sama di antara para pendukung Hizbullah seperti yang dimiliki mendiang sekretaris jenderal itu.

Masih belum diketahui siapa yang akan mengambil alih pimpinan kelompok berikutnya. Dalam pidatonya dua minggu lalu, Qassem mengatakan bahwa menunjuk pemimpin baru adalah prosedur yang rumit dan akan memakan waktu. Apalagi Israel mengeklaim telah banyak membunuh kader militer senior Hizbullah. 

"Serangan yang menewaskan Safieddine juga menewaskan 25 pemimpin Hizbullah lainnya," menurut Israel. 

Namun meski pemimpin senior dibunuh, perjuangan Hizbullah tak henti. Bahkan, sebuah drone mereka beberapa kali berhasil menembus Tel Aviv. 

Hizbullah menegaskan bahwa kelompok itu telah mempertahankan kekuatan organisasinya. 

Pejuang Hizbullah telah terlibat dalam bentrokan dengan pasukan Israel sejak Israel mengumumkan serangan daratnya ke Lebanon pada 30 September. Tank-tank Israel telah terlihat di desa-desa di sepanjang perbatasan Israel-Lebanon dan seluruh kota telah dihancurkan di Lebanon selatan oleh ledakan jarak jauh Israel.

Israel mengatakan operasi daratnya ke Lebanon selatan dimaksudkan untuk merusak infrastruktur Hizbullah di sepanjang perbatasan guna mencegah kelompok itu melancarkan serangan lintas batas ke Israel. Tingkat keberhasilan Israel dalam misinya tidak jelas, dengan akses media yang terbatas ke Lebanon selatan.

Safieddine lahir pada tahun 1964 di Lebanon selatan dan merupakan anggota pendiri Hizbullah. Ia diperkirakan telah menghabiskan waktu bertahun-tahun di Qom, kota keagamaan Iran, dan dipercayakan oleh Hizbullah dengan berbagai tugas selama beberapa dekade, termasuk mengelola portofolio bisnis legal dan ilegal organisasi yang luas.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement