REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Beredar bocoran dokumen tentang rencana Israel untuk menyerang Iran. Menurut Axios, dokumen tersebut merinci tindakan yang diambil dalam beberapa hari terakhir di beberapa pangkalan udara Israel, termasuk transfer amunisi canggih sebagai persiapan untuk serangan Iran yang akan datang. Dokumen tersebut juga berisi laporan tentang persiapan terperinci oleh unit pesawat nirawak Israel untuk serangan tersebut.
Namun Iran tak gentar dengan kabar rencana Israel itu. Teheran bahkan mengaku telah memetakan semua wilayah Israel.
"Kami telah mengidentifikasi semua target di Israel, dan Israel akan menerima respons yang sepadan terhadap setiap serangan terhadap Iran," kata Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi dalam sebuah wawancara dengan Saluran TV Turki NTV, yang dipublikasikan pada Sabtu, dilansir IRNA.
Araghchi, yang berada di Turki pada Jumat dan Sabtu untuk menghadiri pertemuan tingkat menteri mengenai kerja sama regional di Kaukasus, juga mengatakan kepada jaringan televisi tersebut bahwa setiap serangan Israel terhadap Iran dianggap sebagai garis merah bagi Republik Islam tersebut.
"Bagi kami, setiap serangan terhadap Iran berarti melewati garis merah. Kami tidak akan membiarkan serangan semacam itu tidak terjawab. Respons yang diperlukan akan diberikan terhadap setiap serangan terhadap fasilitas nuklir Iran atau serangan serupa lainnya," kata diplomat tinggi tersebut.
Ia juga mengatakan bahwa Iran menganggap AS sebagai sekutu Israel karena rezim tersebut melakukan kejahatannya di Gaza dan Lebanon dengan menggunakan senjata yang dipasok Amerika.
"Bagi kami, AS bersekutu dengan Zionis dan jika perang skala besar terjadi di kawasan tersebut, AS juga akan terseret ke dalamnya, dan kami sama sekali tidak menginginkan ini," kata Araghchi.
Komentar Araghchi muncul saat Israel mengancam akan menyerang Iran menyusul operasi rudal Republik Islam terhadap target militer dan keamanan rezim tersebut pada tanggal 1 Oktober.
Iran melakukan operasi tersebut sebagai balasan atas pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh oleh Israel di Teheran pada akhir Juli, serta pembunuhan pemimpin Hizbullah Sayed Hassan Nasrallah dan komandan militer Iran Abbas Nilforoushan pada akhir September.
Iran mengatakan bahwa pihaknya melakukan operasi tersebut tanpa adanya tanggapan tegas dari masyarakat internasional terhadap tindakan agresi Israel.