REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PDIP sekaligus Presiden ke-5 Republik Indonesia dipastikan tak hadir dalam pelantikan Prabowo Subianto sebagai Presiden ke-8 Republik Indonesia di kompleks parlemen, Senayan, Ahad (20/10/2024). Megawati dikabarkan masih dalam kondisi kurang fit usai melakukan perjalanan ke luar negeri.
Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah mengatakan, Megawati telah menugaskannya untuk menyampaikan permohonan maafnya kepada Ketua MPR RI Ahmad Muzani karena tak bisa hadir saat pelantikan Prabowo. Ia pun telah langsung menyampaikan amanah itu kepada Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra itu.
"Pertemuan kami sekitar 45 menit dan delapan poin pesan Ibu Megawati kepada Prabowo sudah saya sampaikan secara langsung kepada Muzani," kata dia di kompleks parlemen, Senayan, Ahad pagi.
Menurut Basarah, Megawati menitipkan selamat kepada Prabowo yang akan dilantik menjadi presiden. Dalam kesempatan itu, Megawati juga menyampaikan ucapan selamat ulang tahun pada Prabowo.
Ia menambahkan, Megawati juga memintanya untuk menyampaikan permohonan maaf kepada Prabowo karena tak bisa hadir saat pelatikannya. Megawati disebut tak bisa hadir karena masalah kesehatan.
"Ibu Mega tidak ingin prosesi pelantikan presiden yang berlangsung begitu khidmat bagi bangsa Indonesia terganggu apabila beliau hadir di dalam ruangan itu kemudian batuk dan flu dan sebagainya," ujar Basarah.
Meski begitu, ia menyatakan Megawati telah menginstruksikan seluruh anggota Fraksi PDIP untuk hadir menyukseskan pelantikan presiden. Bahkan, Ketua Umum PDIP itu telah mengeluarkan instruksi larangan bagi seluruh anggota fraksi PDIP untuk ke luar negeri, apalagi ke luar kota, saat pelantikan Prabowo.
Selain itu, Basarah mengatakan, Megawati menyatakan siap untuk bertemu dengan Prabowo. Apalagi, selama ini dua tokoh itu memiliki hubungan yang baik.
"Ibu mega mengatakan kepada saya untuk disampaikan kepada Pak Muzani, insyaallah setelah pelantikan presiden pada hari ini, Bu Mega sudah mengagendakan silaturahmi dan pertemuan antara beliau dengan presiden Prabowo Subianto sebagai pertemuan dua tokoh bangsa yang saling bersahabat," kata dia.
Basarah menilai, pertemuan itu tak akan lagi membahas soal hal yang pragmatis, seperti soal kursi menteri. Lebih dari itu, pertemuan itu diyakini sebagai pertemuan sahabat, dua tokoh bangsa yang akan memikirkan nasib dan masa depan bangsa Indonesia.
"Mengenai materi, bagaimana posisi politik PDI Perjuangan dalam pemerintahan Prabowo ini sudah saya sampaikan langsung kepada Pak Muzani, tapi menyampaikan secara terbuka ke publik. Biarlah itu menjadi wewenang ketua umuam PDI Perjuangan. Dan nanti akan disampaikan dan dijelaskan secara langsung pada saat Ibu Mega bertemu dengan presiden Prabowo Subianto," kata dia.