REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imam Besar Masjid Istiqlal Prof Nasaruddin Umar mengaku terkejut saat dirinya dipanggil untuk datang ke kediaman pribadi Presiden Terpilih Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (14/10/2024) malam WIB. Mantan wakil menteri agama (wamenag) tersebut diminta untuk membantu sebagai menteri di kabinet periode 2024-2029.
"Saya betul-betul sangat surprise ya. Saya enggak menyangka dan saya kaget, saya enggak pernah membayangkan," ujar Nasaruddin kepada wartawan usai keluar dari rumah Prabowo di Jakarta, Senin.
Nasaruddin mengaku tidak pernah ada pembicaraan soal posisi menteri bersama Prabowo maupun orang di sekitar lingkungan Partai Gerindra sebelumnya. Namun, pada Senin sekitar pukul 18.00 WIB, dirinya mendapat undangan dari ajudan Prabowo Subianto untuk datang ke Kartanegara.
Dia pun lantas diminta Prabowo untuk membantunya di kabinet yang akan datang. "Enggak pernah menyangka, enggak pernah membayangkan. Saya hanya bekerja profesional di bidang saya di Istiqlal dan di perguruan tinggi sebagai dosen," kata dia.
Terkait posisi menteri yang ditawarkan Prabowo, Nasaruddin masih enggan menyebutkannya. Namun ia memastikan tugasnya tidak akan jauh dari aktivitasnya di bidang keagamaan. "Saya pikir tidak jauh dari keseharian saya. Ya, nantilah beliau yang akan menjelaskan," katanya.
Kuat dugaan Nasaruddin akan menjadi menag. Apalagi, Prabowo tidak memanggil Yaqut Cholil Qoumas yang sekarang menjabat menag.
Nasaruddin Umar menjadi satu di antara sejumlah tokoh yang dipanggil ke kediaman Prabowo. Mereka adalah Prasetyo Hadi, Sugiono, Widiyanti Putri Wardhana, Natalius Pigai, Yandri Susanto, Fadli Zon, Saifullah Yusuf.
Kemudian, Nusron Wahid, Maruarar Sirait, Abdul Kadir Karding, Wihaji, Teuku Riefky Harsya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Arifatul Choiru Fauzi, Yassierli, Satryo Soemantri, M Tito Karnavian, Zulkifli Hasan, Bahlil Lahadalia, dan Prof Abdul Mu’ti.