Sabtu 12 Oct 2024 13:10 WIB

Memanfaatkan Potensi Alam dan Kemajuan Wisata Labuan Bajo

Labuan Bajo menjadi destinasi wisata dunia.

Puncak Pulau Pandar, Labuan Bajo, NTT yang menjadi salah satu spot terkenal wisatawan.
Foto: Lida Puspaningtyas
Puncak Pulau Pandar, Labuan Bajo, NTT yang menjadi salah satu spot terkenal wisatawan.

REPUBLIKA.CO.ID, LABUAN BAJO -- Mengenakan songke, tenun khas Manggarai, Adrianus Taur (42) menawarkan segelas minuman herbal pada setiap tamu yang bertandang ke rumahnya di Kampung Kaper, Desa Golo Bilas, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Silahkan minum Ite (bahasa Manggarai yang berarti kamu)," ujar Ardi (sapaan akrab Adrianus Taur), menawarkan minuman kepada ANTARA di kediamannya.

Baca Juga

Ardi merupakan seorang guru kontrak yang telah mengabdi kurang lebih 15 tahun di Manggarai, sekaligus pelaku UMKM di Labuan Bajo yang mengembangkan produk unggulan minuman herbal dari tanaman obat keluarga (toga), seperti jahe merah, temulawak, kunyit, kayu manis, gula aren, daun pandan, dan daun serai, menjadi tepung atau bubuk siap saji tanpa bahan pengawet.

Awalnya, minuman herbal itu diproduksi istrinya Emerlinda Flaviana Haya untuk kebutuhan dalam rumah, setelah melihat Presiden Joko Widodo membocorkan resep jamu yang biasa diminumnya, yakni jahe merah, temulawak, sereh, kunyit, yang semuanya dicampur menjadi satu pada masa pandemi COVID-19 tahun 2020.

Minuman herbal itu mampu menambah stamina dan imunitas tubuh, bahkan sebanyak tujuh orang rekan Adrianus Taur yang terpapar COVID-19 pada tahun 2020 dinyatakan sembuh setelah dua hari secara rutin meminum racikan rempah-rempah itu.

Berbekal pengalaman, pria yang menjabat sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMKN 3 Komodo itu melihat ada peluang usaha, terlebih ia berada di Kota Labuan Bajo yang dikenal sebagai destinasi pariwisata super prioritas (DPSP) yang memiliki potensi besar untuk pengembangan UMKM.

Bagi Ardi mengembangkan usaha minuman herbal itu tidak sekadar meraup pundi-pundi rupiah, tapi ada misi kemanusiaan yang ia jalankan, yakni menyehatkan masyarakat melalui minuman herbal dan terus melestarikan kekayaan bumi di Labuan Bajo, Flores melalui produk yang aman, berkualitas, dan berkelanjutan serta membantu para petani lokal.

Meskipun demikian, usaha ayah tiga anak ini pada awalnya tidak berjalan mulus, ia memulai usaha dengan modal Rp250 ribu untuk membeli bahan baku di pasar tradisional, kemudian diolah menjadi bubuk.

Ia membungkus beberapa kilogram produk bubuk minuman itu dengan plastik seadanya, lalu mulai menawarkan kepada keluarga, kolega dan para tetangga dari rumah ke rumah serta memasarkan produk melalui platform media sosial.

Ardi mengisahkan penolakan secara halus kerap ia terima saat menawarkan produknya, namun ia menjawab penolakan itu dengan meminta calon pelanggannya mencoba produk herbal tersebut. Dari mencoba itu ia mendapatkan umpan balik mengenai manfaat yang dirasakan oleh yang mengonsumsi.

Ia menganggap semua tantangan itu sebagai peluang untuk sukses. Melalui kerja keras, testimoni banyak pelanggan dan informasi produk melalui media massa dan media sosial, perlahan produk herbal itu mulai diterima masyarakat.

Pelan tapi pasti, usaha Ardi terus berkembang, baginya semua orang adalah guru dan alam raya adalah sekolah. Sejak tahun 2021 ia rutin berdiskusi dan berbagi pengalaman dengan sesama pelaku UMKM, lalu mengikuti berbagai pelatihan dan pendidikan bagi pelaku UMKM yang diselenggarakan pemerintah pusat melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Kementerian Koperasi dan UMKM, Bank Indonesia serta Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat.

Berkat ketekunan, kesabaran, komitmen dan konsistensi untuk meningkatkan kualitas produk, Ardi saat ini telah membangun gudang penyimpanan, galeri jualan dan dapur produksi. Ia dibantu dalam kepengurusan izin usaha oleh pemerintah dan telah mendapatkan sertifikat Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) dan sertifikat halal. Saat ini sedang menunggu sertifikasi oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Bagi Ardi usaha haruslah berdampak bagi orang lain. Karena itu, saat ini ia juga merekrut tiga pekerja dari warga sekitar dan menjadikan tempat usahanya sebagai wadah bagi siswa tingkat SMK untuk menjalankan praktik kerja lapangan (PKL) selama dua tahun terakhir.

Seiring berjalannya waktu, produk minuman herbal milik Ardi semakin dikenal di Labuan Bajo. Ia kemudian banyak mengikuti pameran dan festival di Labuan Bajo, bahkan lolos kurasi sebagai pelaku UMKM dalam berbagai kegiatan nasional dan internasional, seperti IFG Labuan Bajo Marathon dan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN 2023.

Melalui media sosial, marketplace dan pemberitaan media massa, produk minuman herbal Ardi telah menembus pasar nasional, seperti Jakarta, Surabaya, Papua, Kalimantan, Sulawesi dan Bali. Kini, Ardi memiliki 86 reseller di seluruh wilayah Indonesia. Dalam satu bulan Adrianus dapat memproduksi sekitar 144 kilogram bubuk minuman herbal untuk melayani seluruh pelanggannya.

Guru bahasa Inggris ini juga telah mempersiapkan dokumen dan berbagai persyaratan lainnya karena melirik potensi pasar internasional untuk penjualan produk miliknya. Pada awal September 2024 telah dibuka penerbangan internasional di Bandara Komodo dengan rute Kuala Lumpur-Labuan Bajo, sehingga produk minuman herbal milik Ardi dapat menjadi salah satu oleh-oleh khas Labuan Bajo bagi wisatawan asing.

Bantu petani

 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement