Kamis 10 Oct 2024 01:00 WIB

Gunung Semeru Erupsi Tujuh Kali dalam Tiga Jam

Warga sekitar Gunung Semeru harus terus waspada.

Ilustrasi Gunung Semeru erupsi.
Foto: AP/Dicky Bisinglasi
Ilustrasi Gunung Semeru erupsi.

REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG -- Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur tercatat mengalami erupsi secara terus menerus sebanyak tujuh kali dalam rentang waktu selama tiga jam pada Rabu.

"Terjadi erupsi Gunung Semeru pada 9 Oktober 2024, pukul 12.04 WIB. Visual letusan tidak teramati. Saat laporan ini dibuat, erupsi masih berlangsung," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liswanto, dalam keterangan tertulis yang diterima di Lumajang.

Baca Juga

Erupsi kedua terjadi pada pukul 12.32 WIB, kemudian berturut-turut erupsi kembali dalam durasi yang tidak terlalu lama yakni pukul 12.39 WIB, 12.45 WIB, 13.16 WIB, 14.28 WIB, dan 15.02 WIB.

"Visual letusan erupsi gunung tertinggi di Pulau Jawa itu secara berturut-turut tidak teramati dan saat laporan dibuat erupsi masih berlangsung," tuturnya.

Aktivitas gunung yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu masih didominasi gempa erupsi/letusan. Berdasarkan pengamatan kegempaan selama 24 jam pada Selasa (8/10) tercatat 66 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 10-22 mm dan lama gempa 55-218 detik.

Gunung Semeru masih berstatus Waspada, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi, yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).

Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 km dari puncak.

"Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius tiga km dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar)," katanya.

Selain itu, masyarakat perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement