Selasa 17 Sep 2024 18:55 WIB

China Anggap Kegagalan Gencatan Senjata di Gaza Sebagai Tanggung Jawab AS

Perang di Gaza, yang berlangsung hampir satu tahun, sangat mengkhawatirkan.

Warga Palestina membawa jenazah di pemakaman belasan yang syahid dalam serangan Israel, di Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di Deir al-Balah, Jalur Gaza, Sabtu, 17 Agustus 2024.
Foto: AP Photo/Abdel Kareem Hana
Warga Palestina membawa jenazah di pemakaman belasan yang syahid dalam serangan Israel, di Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di Deir al-Balah, Jalur Gaza, Sabtu, 17 Agustus 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China menganggap kegagalan mencapai gencatan senjata di Jalur Gaza, wilayah kantong Palestina yang dikepung Israel, adalah tanggung jawab Amerika Serikat (AS). Hal itu disampaikan Duta Besar China untuk PBB Geng Shuang di sidang Dewan Keamanan PBB (DK PBB) pada Senin (16/9/2024).

"Jika AS tidak melindungi salah satu pihak berkali-kali, berbagai resolusi dewan ini tidak akan ditolak dan ditentang begitu saja," kata Geng.

Baca Juga

Dia mengatakan bahwa perang Israel di Gaza, yang berlangsung hampir satu tahun, sangat mengkhawatirkan. "Selama setahun terakhir, meski ada seruan internasional yang kuat untuk gencatan senjata dan penghentian pembunuhan, Israel belum menghentikan operasi militernya, yang telah menyebabkan kematian lebih dari 41 ribu warga sipil Palestina," kata Geng.

DK PBB mengadakan pertemuan untuk membahas situasi di Timur Tengah, termasuk masalah Palestina, menurut pernyataan dari misi diplomatik China di PBB. Geng juga mengingatkan DK PBB soal tanggung jawab utama dewan itu untuk "menjaga perdamaian dan keamanan internasional."

"Mengapa Dewan Keamanan tidak mampu menghentikan tragedi kemanusiaan ini, yang terburuk dari tragedi serupa, hingga hari ini?" tanya dia.

"Jika Amerika Serikat tidak menghalangi-halangi... Dewan Keamanan dapat mengadopsi resolusi yang menuntut gencatan senjata sejak awal setelah konflik meletus," kata Geng.

Diplomat China itu mendesak AS untuk "menunjukkan sikap yang bertanggung jawab."

Dia meminta Washington mengambil tindakan nyata untuk mendesak Israel segera menghentikan operasi militer di Gaza demi "memberi kesempatan hidup kepada rakyat Palestina yang telah lama menderita."

Israel terus melancarkan serangan brutal di Jalur Gaza sejak kelompok perlawanan Palestina Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023. Serangan-serangan Israel telah menewaskan lebih dari 41.200 warga Palestina, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, dan melukai lebih dari 95.400 orang, menurut otoritas kesehatan Gaza.

 

 

sumber : Antara, Anadolu
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement