Jumat 13 Sep 2024 14:37 WIB

Ridwan Kamil Dorong Sentra Ekonomi dan Bisnis di Jakarta ke Kawasan Pinggiran

Ridwan Kamil berkomitmen untuk bangun Jakarta.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Erdy Nasrul
Pertemuan pasangan M Ridwan Kamil-Suswono (Rido) dengan Sutiyoso alias Bang Yos.
Foto: Republika.co.id
Pertemuan pasangan M Ridwan Kamil-Suswono (Rido) dengan Sutiyoso alias Bang Yos.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Calon Gubernur (Cagub) Ridwan Kamil mencanangkan perbaikan tata ruang kota Jakarta jika berhasil terpilih dalam Pilkada Jakarta 2024.

Cagub dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus itu mengatakan, perlunya perbaikan tata ruang kota tersebut, sebagai salah-satu instrumen untuk mengurai kemacetan, dan kekumuhan di Jakarta. Mantan gubernur Jawa Barat (Jabar) itu menilai, Jakarta di masa mendatang harus menjadi Global City.

Baca Juga

Bang Emil, begitu Ridwan Kamil ingin disapa selama Pilkada Jakarta, mengatakan, defenisi global city adalah dengan menjadikan kota tersebut sebagai wilayah futuristik. Dan menjadikan kota tersebut, sebagai pusat pelayanan ekonomi, dan kreatifitas.

“Jakarta, harus sudah menuju ke global city. Global city biasanya, menjadikan kota tersebut sebagai kota service, kota ekonomi, kota kreatif, kota futuristik,” begitu kata Emil usai sowan ke mantan Gubernur Jakarta Sutiyoso, di Museum Bang Yos, di Bekasi, Jawa Barat (Jabar), Kamis (12/9/2024).

Emil mengatakan, Jakarta mendatang, sudah tak lagi memerlukan adanya wilayah-wilayah industri. Pun, menurutnya, Jakarta, sudah tak cocok lagi menjadi wilayah pertanian. “Jakarta, memang sudah tidak terlalu ideal untuk adanya industri-industri yang sudah sangat padat penduduknya. Dan juga tidak cocok lagi untuk kota pertanian karena lahannya yang sudah terbatas,” ujar Emil.

Karena itu, rencana besarnya jika dipercaya untuk memimpin Jakarta, akan memindahkan sentra-sentra industri yang ada di Jakarta, ke wilayah pinggiran yang masih lapang lahannya, pun yang masih tak padat populasinya.

Sedangkan untuk beberapa lahan pertanian yang masih ada di Jakarta, menurut Emil tak cocok dipertahankan. “Karena lahannya penuh dengan pekerja-pekerja di sektor jasam” kata dia. Selain itu, kata Emil, di Jakarta saat ini, pembangunan pusat-pusat perkantoran dan bisnis hanya terfokus di wilayah tengah. Kondisi tersebut, yang menurut Emil, membuat kemacetan di Jakarta, pun lebih kerap terjadi di pusat-pusat perkantoran dan bisnis tersebut.

Padahal, kata dia, di pinggiran Selatan, Barat, dan Timur Jakarta, masih memungkinkan untuk pembangunan perkantoran dan sentra bisnis. Dengan pembangunan di wilayah pinggiran Jakarta itu, memungkinkan pembagian masyarakat yang masuk ke Jakarta. Dan kondisi tersebut, juga dapat membagi beban kepadatan jalan yang selama ini hanya tertuju di pusat-pusat bisnis tersebut.

“Kita mendukung program-program untuk mengatasi kemacetan melalui tata ruang. Jadi kita memperbanyak hunian di pusat, dan memperbanyak pusat-pusat bisnis di luar pusat. Ke selatan, kita dorong agar lebih banyak perkantoran, di Simatupang misalkan, kemudian di arah barat, timur, sehingga terjadi pergerakan masyarakat yang lebih efisien,” begitu ujar Emil.

Adapun di kawasan pusat, kata Emil, dirinya tetap menawarkan program hunian dengan pemanfaatan ruang-ruang, seperti di atas pasar, maupun di atas stasiun untuk lebih membuat mobilitas masyarakat Jakarta lebih efisien.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement