Jumat 06 Sep 2024 19:13 WIB

Awal Masuknya Syiar Islam ke Filipina

Sejumlah mubaligh berperan besar dalam memperkenalkan Islam di Filipina.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Hasanul Rizqa
(ilustrasi) pedagang Muslim berbusana Arab sedang berinteraksi dengan penduduk tempatan Filipina
Foto: tangkapan layar philippinefolklifemuseum.org
(ilustrasi) pedagang Muslim berbusana Arab sedang berinteraksi dengan penduduk tempatan Filipina

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasar pada sejumlah bukti sejarah, dakwah Islam pertama kali tiba di Filipina dalam periode antara abad ke-12 dan 13 Masehi. Hal itu dipaparkan Saifullah SA dalam artikelnya, "Umat Islam di Filipina Selatan: Sejarah, Perjuangan dan Rekonsiliasi" (Jurnal Islamica, September 2008).

Pada mulanya, seorang mubaligh yang bernama Tuan Masha'ika datang ke wilayah Kepulauan Sulu selatan. Saat itu, Pulau Jolo--salah satu pulau besar di gugusan Kepulauan Sulu--menjadi pusat kekuasaan Rapa Sipad (Raja Shripaduka). Selain itu, penduduk di daerah tersebut kebanyakan masih menganut animisme.

Baca Juga

Tuan Masha’ika diterima dengan baik dan bahkan dihormati masyarakat setempat. Setelah namanya kian tenar, pihak istana mengizinkannya untuk tinggal. Malahan, dia lalu dinikahkan dengan seorang puteri Rapa Sipad. Kalangan bangsawan setempat pun berhasil diislamkan. Keturunan Tuan Masha’ika akhirnya menjadi penyebar Islam di Filipina.

Narasi tersebut dikuatkan oleh penemuan berupa batu nisan atas nama Miqbal dari tahun 1310. Artefak ini ditemukan di dekat Jolo. Menurut Saifullah SA, adanya batu nisan tersebut menjadi salah satu bukti arkeologis tentang masuk dan berkembangnya Islam di Filipina.

Nama penting lainnya adalah Karim al-Makhdum. Mubaligh yang bergelar Syarif Awliya itu diketahui berasal dari Arab. Dia diterima dan akhirnya menetap di lingkungan bangsawan Tagimaha di Buansa. Kedatangannya juga dianggap para peneliti sebagai permulaan dakwah Islam di Filipina.

Awalnya, Karim al-Makhdum menginjakkan kaki di Pulau Simunul (kini termasuk Provinsi Tawi-tawi, Filipina) pada 1380. Lantas, di sana dia membangun masjid pertama dan tertua di Filipina bersama para penduduk lokal.

Sekira 10 tahun kemudian, datang seorang bangsawan dan pendakwah dari Minangkabau di Filipina selatan. Namanya, Raja Baguinda. Dia tiba bersama dengan beberapa orang pengikutnya ke Kepulauan Sulu sekitar tahun 1400.

Dikisahkan, Raja Baguinda bersama dengan Karim al-Makhdum bekerja sama untuk memajukan Islam di Buansa (bagian utara Pulau Sulu). Kemudian Raja Baguinda diangkat menjadi pimpinan Buansa. Beberapa tahun kemudian, datang lagi seorang dai Arab bernama Sayed Abu Bakar ke Buansa, Sulu, sekira tahun 1450. Sebelumnya, dia telah melakukan perjalanan dari Palembang (Sumatra Selatan) dan Brunei.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement