Selasa 03 Sep 2024 11:00 WIB

Fakta Menarik Seputar Paus Fransiskus

Pemimpin Gereja Katolik Dunia ini bernafas dengan satu paru-paru.

Paus Fransiskus
Foto:

Pertama dari Argentina

Bergoglio merupakan paus pertama yang berasal dari Amerika Selatan. Selama hampir satu setengah milenium sejarah kepausan, tidak pernah pemimpin tertinggi Katolik diisi oleh tokoh-tokoh di luar Eropa.

Terakhir adalah Paus Gregory III dari Suriah pada 741 M. Padahal, pemeluk Katolik di Eropa "hanya" sekitar 24 persen dari umat Katolik di seluruh muka bumi.

Adapun wilayah Amerika Latin atau Amerika Selatan memiliki proporsi kaum Katolik yang sangat besar. Benua itu menjadi tempat tinggal lebih dari 40 persen pemeluk Kristiani di dunia.

Secara nasab, Bergoglio atau Paus Fransiskus memang masih berdarah Eropa. Orang tuanya berasal dari Italia yang bermigrasi ke Amerika Selatan pada periode 1850-an.

Sosok Yesuit

Mandat yang diterima Bergoglio seumur hidup ini menjejakkan sejarah pula bagi Ordo Yesuit. Sebab, ia menjadi paus pertama dari ordo yang berkembang sejak abad ke-16 M itu.

Sebagai anggota Ordo Yesuit, Bergoglio identik dengan ajaran Ignatius Loyola. Tokoh Yesuit kenamaan di era Renaisans itu adalah agamawan terpelajar yang cinta pada rakyat miskin.

Sebagai paus, dirinya juga masyhur akan sikapnya yang merangkul. Walau tegas menentang legalisasi pernikahan sesama jenis, Paus Fransiskus menerima kondisi kelompok homoseksual dan lesbian.

Ia juga peduli dengan penderita HIV/AIDS. Pada 2012, berita lokal memuat berita Bergoglio sedang membasuh kaki 12 korban penderita penyakit tak terobati itu di rumah sakit Ibu Kota Argentina.

Kondisi fisik

Paus Fransiskus kini berusia hampir 90 tahun. Secara fisik, ia juga diketahui bernafas hanya dengan satu paru-paru.

Seperti dilansir dari Associated Press, Paus Fransiskus menjalani operasi pengangkatan organ paru ketika dirinya masih remaja. Hal itu diduga lantaran sebelah paru-parunya mengalami infeksi. Ini merupakan keputusan medis yang mesti diambil demi menyelamatkan nyawanya.

Untuk diketahui, radang paru (pneumonia), jamur, atau tuberkulosis dapat memicu infeksi yang, jika tidak terkendali, bisa berakhir pada pengangkatan organ paru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement