Kamis 22 Aug 2024 19:27 WIB

India Gencarkan Pembangunan Infrastruktur Pencegah Banjir

Permasalahan banjir dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi India.

Rep: Lintar Satria / Red: Satria K Yudha
Penumpang kereta berjalan melewati genangan air di Mumbai, India, Senin (8/7/2024).
Foto: AP Photo/Rafiq Maqbool
Penumpang kereta berjalan melewati genangan air di Mumbai, India, Senin (8/7/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, DELHI -- India akan menghabiskan dana hingga 300 juta dolar AS dalam dua tahun untuk memperluas badan air seperti danau dan membangun saluran air di tujuh kota termasuk Mumbai, Chennai dan Bengaluru. Langkah ini bagian dari upaya untuk memitigasi banjir dan menampung air.

Banjir yang kerap mematikan menjadi semakin sering terjadi setiap musim hujan di kota-kota India. Urbanisasi besar-besaran mengikis ukuran danau dan sampah menyumbat saluran air.

Beberapa tahun terakhir banjir biasanya terjadi setelah kelangkaan air, terutama di Delhi dan Bengaluru yang sebelumnya memiliki penampung air yang sangat besar. Pada Juni lalu, lembaga pemeringkat ekonomi Moody's memperingatkan tekanan masalah air dapat berdampak pada pertumbuhan ekonomi India. Pertumbuhan negara itu pada tahun fiskal dari April sampai Maret diproyeksikan 7,2 persen, tertinggi di antara perekonomian besar dunia.

Salah satu dari tiga anggota Otoritas Penanggulangan Bencana Nasional India Krisha S Vatsa mengatakan, pengeluaran pemerintah federal pada langkah pertama yang fokus pada pengendalian badan air sudah disetujui. India juga akan menggabungkan sistem peringatan dini.

“Ini bisa menjadi salah satu pendekatan yang paling signifikan untuk mitigasi banjir di kota-kota,” kata Vatsa, Rabu (21/8/2024).

Ia menambahkan meskipun drainase air hujan dalam mengurangi limpasan tidak dapat diabaikan, namun hal ini juga perlu dilengkapi dengan beberapa solusi berbasis alam seperti meningkatkan kapasitas sungai dan danau untuk menampung air hujan.

Ia mengatakan dari dana sebesar 25 miliar rupee atau 298 juta dolar AS, Mumbai, Chennai dan Kolkata masing-masing akan menerima 5 miliar rupee, sementara Ahmedabad, Hyderabad, Bengaluru dan Pune akan mendapatkan 2,5 miliar rupee.

Vatsa mengatakan tidak ada jatah yang diberikan untuk ibu kota Delhi, karena kota-kota tersebut dipilih berdasarkan frekuensi banjir dan penilaian kerugian yang diakibatkannya.

Namun, ia memperingatkan bahwa angkah-langkah jangka panjang juga diperlukan, terutama karena India mengalami curah hujan yang sangat tinggi dalam rentang waktu yang singkat.

Pemerintah mengungkapkan pada 8 Juli lalu, Mumbai, pusat keuangan India diguyur hujan dengan curah 300 milimeter atau 11,8 inci dalam enam jam. “Setiap kali sebuah kota menerima curah hujan 100 milimeter, pasti akan terjadi genangan air, anda membutuhkan tingkat investasi tertentu secara terus menerus yang didukung berbagai langkah tata kelola sehingga masalah ini dapat dikurangi,” kata Vatsa. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement