REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wali Kota Medan yang disorongkan menjadi calon gubernur Sumatra Utara (cagub Sumut) Muhammad Bobby Afif Nasution, mengaku tak nyaman jika harus melawan kotak kosong pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumut 2024. Karena itu, dia turut senang dengan keputusan PDIP mengusung Edy Rahmayadi.

"Nggak lah. (Saya) nggak nyaman kalau kotak kosong. PDI (Perjuangan) kan sudah calonkan Pak Edy. Dan PDI bisa mencalonkan Pak Edy sendiri (tanpa koalisi), jadi itu (kotak kosong) nggak terjadi," kata Bobby saat ditemui di Jakarta, Ahad (18/8/2024).

Bobby berada di Jakarta untuk menerima rekomendasi resmi dari DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) terkait pencalonannya pada Pilgub Sumut 2024. Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin yang langsung menyerahkan surat rekomendasi kepada Bobby.

Adapun Bobby adalah menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menjabat wali kota Medan sejak 2021. Kala itu, Bobby maju diusung PDIP. Ketika Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, Bobby mendukung pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka daripada Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang diusung PDIP.

Alhasil, Bobby keluar dari PDIP dan bergabung dengan Partai Gerindra. Ternyata Bobby mendapat dukungan berlimpah dari partai untuk maju Pilgub Sumut. Selain PKB dan Gerindra, Bobby mendapat rekomendasi dari Golkar, Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), Nasdem, hingga Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Bobby pun akan melawan Edy Rahmayadi yang berstatus pejawat (incumbent). Edy yang menang Pilgub Sumut 2018, dulunya diusung Gerindra. Kini, ia diusung PDIP yang bisa mencalonkan sendiri melawan Bobby.

Ikuti Whatsapp Channel Republika