Jumat 16 Aug 2024 17:40 WIB

Prabowo Sisipkan Program Sekolah Unggulan di RAPBN 2025, Apakah Sistem Zonasi Diubah?

Anggaran pendidikan dipatok sebesar Rp 711 triliun.

Dalam kunjungannya ke Yogyakarta, Mendikbudristek Nadiem Makarim bersilaturahmi dengan pimpinan Muhammadiyah dan berkunjung ke UNISA.
Foto: Dok Kemendikbudristek RI
Dalam kunjungannya ke Yogyakarta, Mendikbudristek Nadiem Makarim bersilaturahmi dengan pimpinan Muhammadiyah dan berkunjung ke UNISA.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dua program Presiden terpilih Prabowo Subianto masuk ke dalam RAPBN 2025 bagian pendidikan. Kedua program itu adalah makan bergizi gratis dan pengembangan sekolah unggulan. Mendikbudristek Nadiem Makarim tidak banyak menjelaskan dua program ini dalam paparannya saat jumpa pers, Jumat (16/8/2024).

Seperti dikutip dari pidato RAPBN 2025 dan Nota Keuangan yang dibacakan Presiden Joko Widodo, anggaran pendidikan sebesar Rp 722,6 triliun. Anggaran ini dialokasikan untuk peningkatan gizi anak sekolah, renovasi sekolah, dan pengembangan sekolah unggulan.

Tidak ada penjelasan seberapa besar anggaran peningkatan gizi anak sekolah, maupun rencana sekolah unggulan macam apa.

Presiden hanya membacakan, dua program ini masuk ke dalam strategi kebijakan jangka pendek. Program Makan Bergizi Gratis (MBG) diarahkan untuk meningkatkan gizi anak sekaligus memberdayakan UMKM dan meningkatkan ekonomi masyrakat kecil di daerah. “Program Makan Bergizi Gratis dilakukan secara bertahap, diselaraskan dengan kesiapan teknis dan kelembagaan, serta tata kelola yang akuntabel,” kata Presiden.

Tidak ada penjabaran lanjutan terkait program pembangunan sekolah unggulan. Dalam sesi penjabaran program, Menteri Nadiem tidak memerinci soal dua program ini. Nadiem hanya menekankan, bahwa dari total anggaran Rp 711 triliun itu, kementeriannya hanya mendapat alokasi 11 persen atau Rp 83 triliun. Nadiem kemudian menjabarkan soal program prioritasnya yakni Indonesia Pintar, beasiswa afirmasi, peningkatan pendidikan vokasi, dan pengajuan pembudayaan bahasa dan sastra.

Program sekolah unggulan memang bukan bagian dari strategi pendidikan era Nadiem. Malah Nadiem terkenal dengan program zonasi sekolahnya. Di mana sekolah menerima peserta didik yang dekat dengan kediamannya. Lewat sistem ini, Nadiem ingin memeratakan pendidikan, dan menghapus stigma sekolah unggulan.

Dalam kampanyenya beberapa waktu lalu, misal di Minahasa Sulawesi Utara dan di Sumatra Barat, Prabowo memang menegaskan ingin membangun sekolah unggulan di daerah-daerah untuk menjaring bibit unggul.

Dengan masuknya sekolah unggulan, apakah ini berarti akan ada perubahan lagi dalam strategi sekolah, apakah kebijakan zonasi sekolah akan berubah? Ini tentu saja masih harus menunggu penjelasan dari menteri pendidikan yang baru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement