Sabtu 10 Aug 2024 16:56 WIB

250 Orang Sedang Shalat Subuh di Masjid Al-Tabi'in Ketika Dibom Israel

Israel menjatuhkan tiga bom, masing-masing seberat 900 kilogram di Masjid al-Tabiin.

Alquran yang terkena darah syuhada akibat pemboman Israel di masjid di kompleks sekolah At-Tabiin di Kota Gaza, Sabtu (10/8/2024).
Foto:

Jihad Islam Palestina mengutuk pembunuhan massal yang dilakukan Israel di sekolah Kota Gaza “Penargetan musuh kriminal terhadap jamaah di ruang shalat Sekolah al-Tabi'in di lingkungan al-Daraj di Gaza adalah kejahatan perang total,” tulis Jihad Islam Palestina dalam sebuah pernyataan. 

“Alasan tentara musuh untuk menghancurkan sekolah sama dengan alasan yang digunakan tentara musuh untuk menghancurkan rumah sakit sebelumnya, dan alasan tersebut terbukti salah,” lanjutnya. “Kegagalan lembaga dan pengadilan internasional untuk menyatakan para pemimpin entitas tersebut sebagai penjahat perang telah berkontribusi pada kegigihan mereka.”

Kelompok Hamas juga mengecam pembantaian itu.  “Pembantaian yang dilakukan di Jalur Gaza oleh tangan Neo-Nazi di pusat Kota Gaza merupakan kejahatan yang mengerikan dan mewakili peningkatan besar dalam serangkaian kejahatan dan pembantaian yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah perang”, bunyi pernyataan itu. 

Menanggapi klaim Israel bahwa sekolah tersebut digunakan sebagai pusat komando Hamas, kelompok tersebut mengatakan bahwa pembenaran tersebut keliru dan “dalih untuk menargetkan warga sipil, sekolah, rumah sakit, dan tenda pengungsi, yang semuanya merupakan dalih palsu dan mengungkap kebohongan Israel.” 

“Kami menyerukan kepada negara-negara Arab dan Islam serta komunitas internasional untuk memenuhi tanggung jawab mereka dan mengambil tindakan segera untuk menghentikan pembantaian ini dan menghentikan meningkatnya agresi Zionis terhadap rakyat kami dan warga negara yang tidak berdaya,” bunyi pernyataan itu. 

Gerakan Pembebasan Nasional Palestina, Fatah juga mengutuk serangan 'keji' terhadap sekolah di Kota Gaza. Organisasi itu menyebutnya sebagai “pembantaian berdarah yang keji” dan menyatakan bahwa hal tersebut merupakan “puncak terorisme dan kriminalitas Israel”. 

“Melakukan pembantaian ini menegaskan tanpa diragukan lagi upaya mereka untuk memusnahkan rakyat kami melalui kebijakan pembunuhan kumulatif dan pembantaian massal yang membuat hati nurani mereka gemetar,” katanya dalam sebuah pernyataan. Fatah meminta komunitas internasional dan organisasi hak asasi manusia untuk “segera melakukan intervensi dan menghentikan perang pemusnahan sistematis terhadap rakyat kami”.

Sementara, militer Israel telah mengeluarkan pernyataan lain yang membela serangannya terhadap sekolah al-Tabi’in di Kota Gaza. Mereka mengklaim tanpa bukti bahwa sekolah tersebut berfungsi sebagai “kompleks aktif” Hamas dan Jihad Islam Palestina. Pasukan penjajah Israel mengatakan mereka memiliki informasi intelijen yang menunjukkan ada 20 pejuang Hamas dan Jihad Islam, termasuk komandan senior, yang beroperasi dari sekolah tersebut. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement