Rabu 07 Aug 2024 09:47 WIB

Kesaksian Muslim Inggris, Toko Dibakar, Dilempar Bom Molotov dan Diserang Pria Bertopeng

Komunitas Muslim Inggris hidup dalam ketakutan usai kerusuhan ekstremis kanan.

Sebuah mobil terbakar di Parliament Road, di Middlesbrough, Inggris, menyusul protes anti-imigrasi pada Ahad, 4 Agustus 2024.
Foto:

"Tidak ada apa-apa, tidak ada yang tersisa di dalam sana, hanya abu."

“Kita bisa membangunnya kembali, tidak apa-apa. Tapi pertanyaannya, apakah kita bisa aman? Bisakah kita hidup damai? Bisakah kita kembali bekerja tanpa merasa takut?

"Orang-orang bisa menunjukkan simpatinya kepada kita. Itu bagus, tapi saya ingin tindakan. Polisi harus melindungi kita... kita hidup dalam ketakutan, saya hidup dalam ketakutan ketika saya berjalan di jalan."

Kekerasan ini menghadirkan tantangan yang signifikan bagi masa jabatan Perdana Menteri Partai Buruh Keir Starmer yang baru berjalan selama sebulan.

Laporan juga menyoroti agitator sayap kanan yang terkait dengan hooliganisme sepak bola pada saat elemen anti-imigrasi meraih kesuksesan dalam politik Inggris.

Starmer menuduh penjahat telah membajak 'kesedihan negara' untuk menabur kebencian. Ia berjanji bahwa mereka yang melakukan tindakan kekerasan akan dihadapi hukum penuh.

Namun, pemerintahannya dikritik karena gagal menjangkau para pemimpin dan kelompok komunitas Muslim Inggris.

Pada Senin, anggota parlemen Partai Buruh Afzal Khan menerbitkan surat yang meminta Starmer untuk berdiskusi dengan Dewan Muslim Inggris (MCB).

Dia menulis bahwa dengan adanya serangan terhadap masjid dan perusuh sayap kanan meneriakkan kebencian Islamofobia, umat Islam Inggris merasa cemas dan tidak aman.

Para pemimpin Partai Buruh perlu bertemu dengan organisasi-organisasi Muslim nasional, termasuk MCB, untuk menunjukkan dukungan tegas terhadap komunitas Muslim.

Pada Ahad, Menteri Dalam Negeri Inggris Yvette Cooper mengumumkan bahwa masjid akan diberikan perlindungan yang lebih besar.

“Serangan yang ditargetkan yang kita lihat di masjid-masjid dalam beberapa hari terakhir benar-benar memalukan,” kata Cooper.

“Ini adalah bagian dari kejahatan premanisme dan kekerasan yang kita lihat di beberapa kota besar dan kecil yang tidak bisa kita toleransi.

Setelah kerusuhan terjadi, Starmer saling melontarkan kecaman dengan Elon Musk setelah miliarder teknologi itu mengklaim gelombang kekerasan sayap kanan yang melanda Inggris "tidak bisa dihindari".

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement