Selasa 06 Aug 2024 16:19 WIB

Pengakuan Ayah Pilot yang Dibunuh OPM ,Terpukul, Akui Kerja di Papua Penuh Bahaya

Pihak keluarga mengakui sedih dan hancur Conning telah dibunuh separatis.

Rep: Thr/Bambang Noroyono/ Red: Teguh Firmansyah
Operasi Damai Cartenz melaporkan aksi penyerangan dan pembunuhan pilot helikopter asal Selandia Baru Mr Glen Molcolm Conning (50 tahun) di Distrik Alama, Timika, Papua Tengah.
Foto:

Jenazah pilot helikopter Glen Malcolm Conning yang dibunuh kelompok separatis bersenjata Papua Merdeka di Distrik Alama, Mimika, Senin (5/8/2024), berhasil dievekuasi.

Pasukan Operasi Damai Cartenz mengevakuasi pilot asal Selandia Baru tersebut, pada Selasa (6/8/2024) dan membawa jenazahnya ke Timika. Pasukan gabungan Polri, dan Tentara Nasional Indonesia (TNI), pun mulai dikerahkan ke wilayah terpencil di Papua Tengah tersebut untuk penyisiran kelompok para pelaku pembunuhan tersebut.

“Satgas Damai Cartenz, bersama tim gabungan TNI-Polri dari Timika, sudah diberangkatkan ke Distrik Alama untuk mengevakuasi jenazah pilot Glen Malcolm Conning dan melakukan olah TKP (tempat kejadian perkara),” kata Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz Komisaris Besar (Kombes) Bayu Suseno saat dihubungi dari Jakarta, Selasa (6/8/2024).

Kombes Bayu mengatakan, proses evakuasi tim gabungan dilakukan sejak pagi tadi.

Evakuasi tersebut, kata Kombes Bayu berlangsung cepat mengingatk situasi keamanan di wilayah tersebut.

Sekitar pukul 12:50 WIT, tim evakuasi berhasil membawa jenazah kembali ke Timika. “Dan saat ini jenazah berada di RSUD Mimika untuk dilakukan visum et repertum,” kata Kombes Bayu.

Sementara pasukan gabungan lainnya, kata Kombes Bayu sebagian bertahan untuk melakukan olah TKP, dan penyisiran. “Tim masih berada di sana untuk penyisiran. Dan kami memastikan situasi keamanan masih terkendali,” kata dia.

Glen Malcolm Conning adalah pilot helikopter milik PT Intan Angkasa Air Service. Pilot asal Selandia Baru itu, pada Senin (5/8/2024) membawa enam penumpang sipil dari Bandara Mosez Kilangin, Mimikiamenuju Distrik Alama yang merupakasan wilayah terpencil. Dua penumpang tersebut, diantaranya adalah anak dan bayi.

Tiba di Distrik Alama, helikopter tersebut mendapatkan serangan oleh kelompok separatis bersenjata Papua Merdeka. Semua penumpang helikopter, dipaksa keluar dan dikumpulkan di lapangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement