Kamis 01 Aug 2024 16:56 WIB

Hamas tak akan Pernah Mati Meski Tokohnya Satu Per Satu Dibunuh Israel, Ini Alasannya

Hamas merupaka sebuah gerakan yang lahir dari ide.

Warga Iran mengawal jenazah pemimpin Hamas Ismail Haniyeh saat upacara pelepasan di Teheran, Iran, Kamis, 1 Agustus 2024.
Foto:

Kepemimpinan Hamas, baik di Gaza maupun di diaspora, menyadari bahwa pendirian Israel kini lebih terpecah belah dalam perang di Gaza dibandingkan beberapa bulan terakhir.

Netanyahu jelas tidak ingin perang berakhir sampai Hamas tidak ada lagi dan Gaza berada di bawah kendali langsung pemerintah koalisinya.

"Dia tidak, dan tidak pernah peduli dengan para sandera. Hamas masih bertaruh akan terjadinya keretakan lebih lanjut di kalangan Zionis terkait perang tersebut," ujarnya. 

Sebelum pembunuhan, Haniyeh memiliki dua wakil, Mousa Abu Marzouq dan Khalil al-Hayya. Diperkirakan dalam waktu dekat salah satu dari kedua orang tersebut akan diberi tanggung jawab menjalankan biro politik.

Gerakan ini seharusnya bersiap untuk putaran pemilu berikutnya tahun ini jika bukan karena perang. Jika kesepakatan gencatan senjata tercapai dalam waktu dekat, penyelenggaraan pemilu mungkin bisa dilakukan.

Para pesaingnya mungkin tidak hanya terbatas pada tokoh-tokoh sejarah, namun Khaled Meshaal tetap menjadi salah satu tokoh yang paling karismatik dan lebih mungkin mengumpulkan suara bulat dalam gerakan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement