REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sepeninggal Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir, Indonesia kesulitan mencari penerus ganda campuran yang mumpuni. PBSi kesulitan mencari pasangan sepadan mendekati ganda yang mampu mempersembahkan emas Olimpiade 2016 tersebut.
Nama Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti sempat memberi harapan ketika menjadi kampiun All England 2020. Namun seiring berjalannya waktu, Praveen/Melati pun tak bisa sekonsisten seniornya tersebut. Bahkan, Praveen/Melati dan juga Hafiz Faisal/Gloria Emmanuelle Widjaja keluar dari pelatnas. Sehingga sektor ini semakin tidak memiliki pasangan yang bisa diandalkan.
Hanya ada Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari, serta kemudian mulai menanjak Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati. Namun di saat mereka hendak menjejak ke atas, pelatih Nova Widianto meninggalkan Cipayung untuk melatih Malaysia.
Nova, dan juga pelatih Pratama Flandy Limpele, lebih memilih berkarir di negeri orang. Bukan karena tak ada rasa nasionalisme, tetapi, menurut pengakuan keduanya, kontrak mereka di Pelatnas Cipayung tak jelas.
Dengan kondisi yang ada, PBSI kemudian memutuskan untuk menempatkan pelatih spesialis ganda putra Herry IP untuk menangani sektor ganda campuran. Dengan materi yang ada, akhirnya Rinov/Pitha mampu tembus Olimpiade Paris 2024.
Lolosnya Rinov/Pitha ke ajang multi event terbesar di dunia ini sudah sebuah prestasi. Melihat peta persaingan dunia saat ini, agak sulit berharap sektor ini menorehkan prestasi di pentas Olimpiade.
Sebenarnya, Rinov/Pitha yang baru pertama kali bermain di Olimpiade mengawali laga dengan cukup baik. Di luar dugaan, keduanya mampu mengalahkan ganda Korea Selatan yang lebih diunggulkan Kim Won-ho/Jeong Na-eun. Dalam laga yang berlangsung tiga gim Rinov/Pitha menang 22-20, 14-21 dan 21-19.
Laga kedua melawan unggulan pertama Zheng Siwei/Huang Yaqiong, Rinov/Pitha tak dapat berbuat banyak, menyerah dua gim dengan angka mencolok 10-21 dan 3-21. Peluang masih terbuka untuk lolos dari fase grup. Syaratnya dalam laga pamungkas melawan wakil tuan rumah Thom Gicquel/Delphine Delrue harus menang.
Namun di kala membutuhkan kemenangan pada laga pamungkas Grup C, justru pasangan Rinov/Pitha tampil buruk dan menyerah dua gim langsung 13-21, 15-21. Hasil ini membuat Rinov/Pitha gagal lolos ke babak perempat final Olimpiade 2024.
Ini adalah pencapaian terburuk ganda campuran Indonesia di pentas Olimpiade. Walau bulu tangkis mulai dipertandingkan pada olimpiade 1992 Barcelona, namun kala itu ganda campuran belum dipanggungkan.
Empat tahun berikutnya pada Olimpiade Atalanta tahun 1996, barulah sektor ganda campuran dimainkan di Olimpiade. Indonesia meloloskan dua wakilnya, yakni pasangan Tri Kusherjanto/Minarti Timur dan Flandi Limpele/Risyeu Rosalina. Trikus/Minarti mampu lolos ke perempat final.
Setelah kandas di perempat final pada Olimpiade 1996, pasangan ini bangkit empat tahun berikutnya di Sydney, Australia. Mereka mampu menyumbang medali perak bagi Indonesia.
Olimpiade 2004 di Athena, ganda campuran juga mampu lolos ke perempat final melalui pasangan Nova Widianto/Vita Marissa. Nova di edisi olimpiade selanjutnya berganti partner bersama Lilyana Natsir. Di olimpiade 2008 Beijing duet Nova/Butet meraih medali perak.
Olimpiade London 2012, giliran Butet yang berganti partner, berpasangan dengan pemain yang lebih muda Tontowi Ahmad. Owi/Butet pun mampu melaju hingga semifinal, tapi kemudian kalah di babak ini maupun pada perebutan medali perunggu.
Owi/Butet akhirnya mencapai puncak prestasi di Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Medali emas berhasil mereka persembahkan setelah di laga puncak mengalahkan pasangan Malaysia.
Selepas meraih emas olimpiade pasangan ini kemudian memutuskan pensiun. Pada Olimpiade 2021 Tokyo, Indonesia diwakili Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti. Mereka kemudian dihentikan pasangan China Zheng Siwei Huang Yaqiong di perempat final.
Di Olimpiade Paris 2024, Indonesia yang diwakili Rinov/Pitha tak mampu lolos grup. Walaupun sebenarnya sudah diperkirakan bakal sulit bersaing, tidak lolosnya Rinov/Pitha tetap menyisakan kepedihan. Terlebih di sisi lain, pasangan Malaysia yang kini dilatih Nova Widianto, Chen Tang Jie/Toh Ee Wei mampu lolos perempat final sebagai juara grup.
Tantangan besar menanti pengurus PP PBSI yang akan melakukan Munas pada bulan Agustus 2024. Pengurus baru diharapkan segera bisa mengembalikan kekuatan bulu tangkis Indonesia khususnya di sektor ganda campuran.