Rabu 31 Jul 2024 06:55 WIB

Gandeng Lucy Liu hingga Putri Ariani, Amikom Targetkan Puluhan Juta Dolar AS dari Ajisaka

Suyanto berharap film Ajisaka dapat diluncurkan pada November 2024.

Sutradara Film Ajisaka: The King and The Flower of Life sekaligus Rektor Universitas Amikom Yogyakarta, M. Suyanto (keempat dari kanan) berfoto bersama tim dari Republika di Universitas Amikom Yogyakarta, Senin (29/7/2024).
Foto: dokpri
Sutradara Film Ajisaka: The King and The Flower of Life sekaligus Rektor Universitas Amikom Yogyakarta, M. Suyanto (keempat dari kanan) berfoto bersama tim dari Republika di Universitas Amikom Yogyakarta, Senin (29/7/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMANFilm Ajisaka: The King and The Flower of Life sudah masuk dalam tahap post production. Film animasi Indonesia garapan MVS Studio yang berada di bawah naungan Universitas Amikom Yogyakarta ini menggandeng sejumlah aktor Hollywood, hingga penyanyi Indonesia. 

Seperti John Cusack sebagai Ajisaka, Lucy Liu sebagai Lin, termasuk Ana Gasteyer sebagai Uma. “Sudah (proses) dubbing,” kata Sutradara Film Ajisaka, M. Suyanto yang juga Rektor Universitas Amikom Yogyakarta kepada Republika, Senin (29/7/2024). 

Film ini dibawa ke pasar internasional, di mana akan dipasarkan di seluruh dunia. Suyanto mengatakan, pihaknya menargetkan 15 juta dolar AS hingga 30 juta dolar AS dari film tersebut. 

Artinya, diharapkan film Ajisaka dapat menghasilkan lebih dari Rp 244 miliar hingga Rp 489 miliar. “Kalau bisa lebih dari itu,” ungkapnya. 

Pihaknya juga berharap film dapat diluncurkan pada November 2024 ini. “Sebetulnya tergantung UTA/United Talent Agency (untuk kepastian peluncurannya), ya kita berharap (bisa November),” ucap Suyanto.

Soundtrack film Ajisaka juga dinyanyikan oleh Putri Ariani, di mana lirik lagunya ditulis sendiri oleh Suyanto. Ada dua lagu yang dibawakan Ariani khusus untuk film tersebut yakni berjudul ‘I Will Rise’ dan ‘Perfect Love’.

Film Ajisaka bercerita tentang kisah fiksi dari zaman kuno saat dunia dihuni oleh tiga ras. Yakni ras manusia, Raksha yang merupakan ras raksasa, serta Vidya yang merupakan ras setengah manusia dan setengah malaikat. 

photo
Sutradara Film Ajisaka: The King and The Flower of Life sekaligus Rektor Universitas Amikom Yogyakarta, M. Suyanto (kedua kiri) berdiskusi dengan pimpinan Republika di Universitas Amikom Yogyakarta, Senin (29/7/2024). - (Republika/Fernan Rahadi)

Raksha memegang kekuasaan atas populasi manusia yang diperbudak. Sedangkan, Raja Raksha berharap untuk mencegah terjadinya ramalan kuno tentang kebangkitan seorang pemimpin manusia biasa yang akan mengakhiri pemerintahannya, dan menyatukan dunia dalam kedamaian. 

Akan tetapi, Ajisaka, pemimpin yang diramalkan itu telah muncul dan akan berupaya untuk mengakhiri pemerintahan brutal Raja Rakhsa dengan bantuan seorang Vidyan. 

Diberitakan sebelumnya, Film Ajisaka merupakan salah satu bentuk konkret dari open innovation yang dilakukan Amikom Yogyakarta. Film ini tidak hanya menjadi proyek akademik, namun juga upaya nyata dalam hilirisasi riset dan pengembangan produk inovatif yang dapat memberikan nilai ekonomi besar bagi universitas dan industri kreatif Indonesia.

"Hilirisasi riset adalah kunci untuk menghasilkan nilai ekonomi yang besar. Amikom telah memulai langkah ini melalui kolaborasi dengan berbagai perusahaan dan produksi film yang berstandar internasional," kata Suyanto beberapa waktu lalu. 

Suyanto menyebut pihaknya telah mempersiapkan dari jauh hari untuk mendukung perguruan tinggi dengan produk-produk riset universitas, seperti film dan ICT. “Film Ajisaka diharapkan dapat menjadi sumber pendapatan signifikan bagi universitas," katanya. 

Atas open innovation yang dilakukan, Amikom Yogyakarta mendapatkan peringkat pertama di dunia dalam The World University Rankings for Innovation (WURI) 2024. Prestasi ini diraih Amikom untuk Kategori Leadership. 

Open innovation itu tidak gampang, hilirisasi riset itu tidak gampang karena perguruan tinggi biasanya hanya di 2nd Generation University. Apa itu risetnya, Scopus, pokoknya senang sekali publikasi ilmiah yang terindeks Scopus. Tapi kita (Amikom) sudah dapat uang, bagaimana riset kita bisa menghasilkan uang, itulah hilirisasi. Dengan hilirisasi itulah negara kita akan kuat sekali, akan maju, akan luar biasa, dan Amikom sudah melakukan itu melalui film,” ucap Suyanto. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement