Selasa 30 Jul 2024 11:03 WIB

Penusukan Massal di Kelas Dansa Anak di Inggris: Dua Tewas, Belasan Luka

Tersangka berusia 17 tahun ditangkap dengan barang bukti sebilah pisau.

Penusukan (ilustrasi)
Foto:

Bare Varathan, seorang pemilik toko yang dekat dengan tempat kejadia perkara, mengatakan, bahwa dia sempat melihat sekitar tujuh hingga 10 anak-anak berlarian dengan luka berdarah dari Hart Space, sebuah komunitas yang menwarkan kelas bagi ibu hamil, bayi, dan anak-anak.

"Mereka di tusuk di bagian sini, sini, sini, di mana-mana," kata Varathan, sambil menunjuk bagian leher, punggung, dan dada. 

"Mereka sekitar usia 1o tahun. Satu dari mereka dalam kondisi luka serius," Varathan menambahkan.

Seorang warga sekitar bernama Ryan Carney, mengatakan, ibunya juga melihat petugas layanan darurat membawa anak-anak yang diselimuti kain berwarna merah darah. Menurut Carney, ibunya mengaku melihat luka tusukan di punggung seorang anak.

"Kejadian seperti ini tidak pernah terjadi di sini," kata Carney. 

"Kalian mendengar kasus penusukan seperti ini di kota besar, seperti Manchester, London. Ini adalah Southport yang bersiniar. Begitulah warga menyebutnya. (Kota) disinari Matahari. Tempat yang menyenangkan untuk tinggal."

Kasus penyerangan terhadap anak-anak terakhir kali terjadi di Inggris Raya pada 1996. Tersangka 43 tahun bernama Thomas Hamilton menembak mati 16 anak TK dan guru di seubah sekolah di Dunblane, Skotlandia. Inggris Raya kemudian melarang kepemilikan privat senjata api.

Kasus penembakan massal dan pembunuhan dengan senjata api bisa dibilang jarang terjadi di Inggris. Namun, kejahatan dengan menggunakan pisau terjadi 40 persen dari total kasus pembunuhan pada 2023.

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement