Senin 22 Jul 2024 19:19 WIB

PKS - Nasdem Usung Anies, Butuh Berapa Juta Suara untuk Menang di Jakarta?

PKS-Nasdem mengulang duet Pilkada Jakarta 2017.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok (kanan) berjabat tangan dengan calon Gubernur DKI Anies Baswedan (kiri) sebelum melakukan pertemuan di Balai Kota, Jakarta, Kamis (20/4).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok (kanan) berjabat tangan dengan calon Gubernur DKI Anies Baswedan (kiri) sebelum melakukan pertemuan di Balai Kota, Jakarta, Kamis (20/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Anies Baswedan kembali jadi rebutan partai politik. Setelah PKS mendeklarasikan Anies sebagai bakal calon gubernur DKI Jakarta, beberapa waktu lalu, tadi siang Partai Nasional Demokrat (Nasdem) pun berbuat serupa. Sekjen Nasdem Hermawi Taslim mengatakan dalam rapat pleno Senin (22/7/2024) yang dihadiri Ketum DPP Nasdem Surya Paloh, sudah diketok nama Anies sebagai bacagub DKI Jakarta.

Langkah Nasdem ini sudah diprediksi sebelumnya. Bila demikian, Nasdem - PKS - Anies mengulang lagi kongsi mereka sebelumnya, yakni di Pilkada DKI Jakarta 2017. 

Baca Juga

Ketika itu, Anies berpasangan dengan Sandiaga Uno (sekarang menteri pariwisata). Duet Anies-Sandi melawan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat yang didorong PDIP dan segenap partai koalisi pemerintah.

Ada beberapa hal yang menarik untuk dicermati dalam proses menuju pendaftaran bacagub DKI Jakarta kali ini. Pertama, partai mana lagi yang akan bergabung dengan PKS-Nasdem mengusung Anies Baswedan?

Dari perolehan suara di Pemilu Legislatif 2024, PKS merajai Jakarta dengan jumlah suara satu juta lebih. Sementara Nasdem meraup 545.235 suara.

Tanpa Nasdem pun, PKS sebenarnya bisa mengusung Anies sendiri dengan wakil dari partainya. Spanduk Anies-Sohibul Imam, eks presiden PKS, misalnya sudah dipasang di sejumlah ruas jalan di Jakarta. 

Persoalannya, PKS selalu gagal di Pilkada DKI Jakarta bila mengusung calon internal. Ini sudah terlihat dari Pilkada Jakarta 2012 dengan Hidayat Nur Wahid sebagai cagub, dan Pilkada Jakarta 2007 dengan Adang Daradjatun-Dani Anwar. 

Kedua, berkaca dari hasil Pemilihan Presiden 2024, maka menarik memperhitungkan jumlah suara yang bisa direbut kembali oleh Anies. Anies berhasil mengumpulkan 2.653 juta suara. Beda tipis dengan Prabowo Subianto yang meraup 2.692 juta suara. KPU menetapkan daftar pemilih tetap Pilpres/Pileg 2024 di DKI Jakarta sebesar 8,3 juta pemilih.

Pendukung Anies lintas partai cukup besar, ini yang pastinya akan dipertahankan oleh tim Anies Baswedan. Sebagai modal awal, sekarang mereka memiliki 1,5 juta suara dari PKS-Nasdem yang juga lintas partai. Belum bergabung PKB, yang sudah didatangi Anies Baswedan, namun belum menentukan pilihan.

Hal selanjutnya adalah kemana suara PDIP-Golkar akan berlabuh? PDIP pada pekan lalu sudah menyuarakan mempertimbangkan Ahok untuk kembali maju ke Pilkada DKI. Namun reputasi Ahok yang terlibat kasus penodaan agama di Pilkada 2017 akan jadi ganjalan berat. 

Yang keempat, paling menarik memang menanti ke mana Partai Gerindra akan berlabuh. Akankah Partai Gerindra memajukan calon sendiri, yang sejauh ini belum terlihat sosoknya.

Manuver paling penting justru kalau misalnya Prabowo Subianto cs mengambil langkah ‘kuda’ di papan catur Pilkada DKI Jakarta, dengan mendukung Anies Baswedan. Langkah ini pernah dilakukan Presiden Joko Widodo, di Pilpres 2019, dengan menjadikan Prabowo dan Sandiaga sebagai menteri di dalam kabinet.

Bilamana Gerindra mendukung Anies Baswedan di Pilkada DKI Jakarta 2024? Satu hal yangpasti, keduanya bila ternyata Anies menang di Pilkada 2024, maka pada 2029 masih bisa bertemu lagi di gelanggang pemilihan presiden. n

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement