Kamis 18 Jul 2024 23:56 WIB

Fasilitas Kesehatan di Jalur Gaza Selatan di Ambang Kehancuran Total

Israel terus melakukan serangan intensif di Jalur Gaza

Warga Palestina memeriksa kerusakan di lokasi yang terkena pemboman di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Sabtu (13/7/2024). Menurut pejabat kesehatan setempat bahwa serangan udara Israel tersebut telah menewaskan setidaknya 90 warga Palestina di zona pengungsi camp kemanusiaan. Israel mengklaim serangan itu dilakukan untuk menargetkan panglima militer Hamas Mohammed Deif.
Foto: AP Photo/Jehad Alshrafi
Warga Palestina memeriksa kerusakan di lokasi yang terkena pemboman di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Sabtu (13/7/2024). Menurut pejabat kesehatan setempat bahwa serangan udara Israel tersebut telah menewaskan setidaknya 90 warga Palestina di zona pengungsi camp kemanusiaan. Israel mengklaim serangan itu dilakukan untuk menargetkan panglima militer Hamas Mohammed Deif.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA-Komite Palang Merah Internasional (ICRC) pada Kamis mengatakan semua fasilitas kesehatan di Jalur Gaza selatan sudah mencapai ambang kehancuran akibat serangan pendudukan Israel yang hingga kini masih berlangsung.

Direktur Sub-delegasi ICRC di Gaza, William Schomburg, menegaskan banyaknya jumlah korban tewas telah menyebabkan rumah sakit ICRC dan seluruh fasilitas kesehatan di Gaza selatan mencapai titik kritis dan tidak mampu merawat mereka yang mengalami luka serius.

Baca Juga

ICRC mengindikasikan bahwa rumah sakit darurat mereka di Rafah, Jalur Gaza selatan memiliki 60 tempat tidur.

Schomburg menjelaskan pemboman yang dilakukan tentara pendudukan di daerah Al-Mawasi Sabtu lalu telah menyebabkan 26 korban luka mendatangi fasilitas tersebut, termasuk di antaranya anak-anak yang terkena pecahan peluru.

ICRC menekankan bahwa agresi lain apa pun yang menelan banyak korban jiwa akan memaksa para dokter dan perawat untuk membuat pilihan yang sangat sulit, menjelaskan bahwa kebutuhan medis warga sipil saat ini jauh lebih banyak dari persediaan yang terbatas.

Sementara itu, Dr Pankaj Galdial mengatakan, “Tak bisa dibayangkan berapa banyak pasien yang membutuhkan resusitasi (prosedur medis darurat yang dapat membantu menyelamatkan nyawa seseorang) setelah kedatangan banyak korban luka pada Sabtu, selain 26 pasien yang dipindahkan dari Al-Mawasi ke rumah sakit darurat ICRC untuk menerima perawatan".

“Fasilitas tersebut menerima tambahan 850 orang di bagian rawat jalan pekan lalu, dengan sekitar separuhnya perempuan dan sepertiganya anak-anak,” kata Schomburg.

ICRC juga membenarkan bahwa sebagian besar pasien sudah berkali-kali mengungsi dan hidup dengan keterbatasan makanan dan air minum di daerah padat, yang membuat mereka lebih rentan tertular penyakit.

Schomburg menegaskan sejak fasilitas tersebut dibuka pada Mei, timnya telah melayani 12 ribu konsultasi medis dan melakukan lebih dari 500 operasi bedah.

Sekretaris Jenderal PBB...

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement