Kamis 18 Jul 2024 16:28 WIB

Momen Terakhir Bocah Down Syndrome Palestina, Tewas Digigit Anjing Israel, Sempat Menjerit

Muhammad diterkam oleh anjing-anjing Israel.

Serangan Israel ke Shujaiya, Jalur Gaza.
Foto: EPA-EFE/ATEF SAFADI
Serangan Israel ke Shujaiya, Jalur Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, Nabila Ahmed Bhar masih ingat tentang gambaran hari-hari terakhir putranya Muhammad, 24, yang menderita down syndrome. 

Saat itu, keluarga Palestina tersebut bersembunyi di rumah mereka di lingkungan Shujaiya di Kota Gaza timur ketika pasukan Israel menyerbunya.

Baca Juga

Bhar menuturkan kepada Middle East Eye, anjing-anjing Israel dikirim terlebih dahulu. Anjing itu lantas menyerang Muhammad dan mulai menerkamnya.

Tentara kemudian mengusir semua orang dari rumah tersebut, kecuali Muhammad, yang dibawa ke ruangan terpisah.

Karena tidak dapat melihat kondisi sang putra, Bhar hanya bisa menebak nasibnya dari jeritan tersebut.

Tujuh hari penantian yang menyiksa berlalu sebelum pasukan Israel akhirnya mundur dari Shujaiya. Keluarga itu bergegas kembali ke apartemen pada Rabu. Mereka menemukan tubuh Muhammad yang sudah membusuk

“Saya tidak bisa berhenti memikirkan teriakannya dan gambaran dia mencoba membebaskan diri,” kata Bhar.

Muhammad adalah bocah yang mengalami sindrom down parah. Perkembangan mentalnya berada pada level bayi.

“Muhammad sangat polos. Dia tidak bisa mengerti… Dia tidak bisa memahami apapun.

“Dia seperti anak berumur satu tahun. Saya biasa memberinya makan dan mengganti popoknya. Saya tidak sanggup memikirkan apa yang mereka lakukan terhadapnya, atau bagaimana mereka membiarkannya mati seperti ini.”

Muhammad telah pergi

Pasukan Israel menyerbu Shujaiya di bawah klaim serangan udara besar-besaran pada 27 Juni.

Selama dua minggu, mereka terus menerus mengebom kawasan padat penduduk, menyerbu rumah-rumah dan mengusir puluhan ribu orang.

Banyak keluarga terjebak di rumah mereka, seperti rumah Bhar.

Pria berusia 71 tahun itu mengatakan kepada MEE bahwa keluarganya dikepung selama seminggu sebelum pasukan Israel menyerbunya.

Ada 16 orang di dalam, termasuk dua putra Bhar, istri dan anak-anaknya. Anak-anak bersembunyi di bak mandi untuk berlindung dari tembakan keras Israel.

Namun Muhammad, yang bertubuh gemuk dan sering menolak untuk bergerak, ditempatkan di sudut paling aman di ruang tamu yang bisa ditemukan keluarga tersebut.

“Sebelum pengungsian baru-baru ini, kami telah mengungsi setidaknya lima kali, dan dia tidak mengerti kemana tujuan kami,” jelasnya.

“Karena dia gemuk, dia lelah dan duduk setiap beberapa langkah.”

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement