REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lionel Messi menangis tak terkendali setelah ditarik keluar dari final Copa America 2024 sebelum waktu normal berakhir untuk pertama kalinya dalam kariernya. Di luar rasa sakit yang parah di pergelangan kaki kanannya yang membengkak pada Senin (15/7/2024) pagi WIB di Stadion Hard Rock, Miami Gardens, air mata di wajah kapten Argentina itu menunjukkan kesedihan yang lebih dalam.
Meskipun memenangkan gelar dalam laga yang disebut-sebut sebagai tarian terakhirnya bersama Tim Tango, kebugaran superstar berusia 37 tahun itu dipertanyakan. Ini bisa menutup jalannya untuk memainkan Piala Dunia keenamnya dua tahun mendatang di AS.
Copa America 2024 adalah turnamen besar pertama Messi sejak meninggalkan sepak bola Eropa untuk bermain di Major League Soccer yang kurang kompetitif di AS. Meskipun tekanannya jauh berkurang, Messi tetap melewatkan beberapa pertandingan selama setahun terakhir untuk klubnya Inter Miami dan Argentina. Masalah otot jadi penyebabnya.
Messi merasakan nyeri otot di kaki kanannya pada pertandingan grup kedua melawan Chile, yang membuatnya absen pada pertandingan berikutnya melawan Peru. Ia tidak tampil impresif di perempat final melawan Ekuador dan gagal mengeksekusi penalti.
Dalam kemenangan semifinal atas Kanada, ia mencetak satu-satunya golnya di turnamen tersebut dalam kemenangan 2-0. Ia kemudian hanya berada di lapangan selama 66 menit sebelum ditarik. Engkel kakiknya membengkak dan langsung dibalut dengan kompres es.
Dengan pincang, Messi merayakan gelar Copa keduanya dengan sederhana di lapangan. Namun tawa lepas dan senyuman tak henti-henti terlihat di wajahnya. “Satu lagi,” katanya membanggakan trofi besar ketiganya bersama Argentina dalam tiga tahun di saluran media sosialnya.
Messi tidak berbicara kepada media setelah cedera tersebut, dan ofisial Argentina tidak memberikan rincian mengenai cedera tersebut.
Perpisahan Messi dengan tim nasional belum diketahui. Namun ada pemain lain berusia di atas 35 tahun yang memainkan turnamen internasional besar terakhir mereka, yakni pemain sayap Angel Di Maria (36). Ada juga bek Nicolas Otamendi (36), dan kiper pengganti Franco Armani (37) yang kemungikinan menyusul Di mAria.
Argentina memang memiliki pemain-pemain pendatang baru dan skuad yang rata-rata berusia 28 tahun, namun para veteran tidak dihitung. Itulah salah satu alasan mengapa mereka bertahan kuat melawan Kolombia meski Messi absen selama 56 menit permainan.
"Saya tidak tahu apakah kami menandai suatu era, namun tim ini tidak pernah berhenti memberikan kejutan. Tim ini pulih dari kesulitan," kata pelatih Argentina Lionel Scaloni.
Talenta-talenta muda seperti Alejandro Garnacho, Valentin Carboni, Thiago Almada, Claudio Echeverri, dan Valentín Barco memang tak bisa dibandingkan dengan peraih delapan kali Ballon d'Or itu. Namun mereka bisa membantu Argentina tetap kompetitif saat mempertahankan gelar juara pada Piala Dunia 2026.
Anggota skuad utama seperti kiper Emiliano Martinez, bek Cristian Romero, gelandang Rodrigo de Paul dan striker Lautaro Martínez kemungkinan besar akan tetap bertahan.
Argentina akan kembali beraksi pada bulan September di kualifikasi Piala Dunia melawan Chile dan Kolombia. Argentina memimpin klasemen Amerika Selatan. Jendela internasional itu akan memberikan lebih banyak petunjuk tentang peluang Messi bertahan atau berhenti membela Tim Tango setelah menjuarai Copa America 2024.