Sabtu 13 Jul 2024 09:24 WIB

Operasi SAR Ditutup Hari Ini, Keluarga Korban Longsor Tambang Gorontalo Kecewa

Operasi SAR sudah dilaksanakan selama tujuh hari.

Petugas membawa penambang yang menjadi korban selamat dari longsor menuju mobil ambulans di Desa Tulabolo, Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Senin (8/7/2024). Tim gabungan terus melakukan pencarian korban yang diduga masih berada di lokasi longsor pada kawasan tambang rakyat Desa Tulabolo Timur.
Foto: ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin
Petugas membawa penambang yang menjadi korban selamat dari longsor menuju mobil ambulans di Desa Tulabolo, Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Senin (8/7/2024). Tim gabungan terus melakukan pencarian korban yang diduga masih berada di lokasi longsor pada kawasan tambang rakyat Desa Tulabolo Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Keluarga para korban longsor di kawasan tambang rakyat di Desa Tulabolo Timur, Kecamatan Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo mengaku kecewa operasi SAR ditutup.

Seperti disampaikan Ihwan Husain, saat ini masih ada keluarganya dan juga korban lain yang tertimbun di kawasan tambang dan belum ditemukan. Oleh karena itu, menurutnya, tak sepatutnya operasi SAR ditutup.

Baca Juga

"Kami merasa tidak senang dan keberatan, pemerintah tidak sepatutnya menghentikan pencarian," kata dia, Sabtu pagi (13/7/2024).

Ia mengatakan alasan pemerintah daerah menghentikan operasi SAR tidaklah tepat karena lokasi atau tempat pencarian para korban sudah jelas, apa lagi kondisi alam dan cuaca saat ini sudah membaik.

Selain itu, jaminan untuk personel yang melaksanakan operasi SAR seperti makanan, minuman, hingga sarana prasarana penunjang yang memadai juga telah tersedia.

Menurut dia, pencarian korban adalah misi kemanusiaan. "Mereka juga manusia yang sudah kami anggap saudara, dan di sinilah tingkat perikemanusiaan kita dipertanyakan. Maka dari itu kita terpanggil," katanya.

Ia bersama keluarga korban yang belum ditemukan lainnya berharap dan memohon kepada pemerintah agar operasi SAR dapat terus dilaksanakan sampai keluarga mereka ditemukan.

Jika pada akhirnya pemerintah maupun unsur terkait tetap tidak melanjutkan operasi SAR, maka ia dan keluarga korban bersama penambang lainnya akan melakukan pencarian secara mandiri.

"Persoalan kondisi keluarga kami seperti apa nantinya, itu tidak masalah. Walaupun tinggal tulang belulang, yang penting masih bisa kami temukan," katanya.

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Gorontalo Heriyanto mengatakan sesuai standar operasional prosedur (SOP) operasi hanya dilaksanakan selama tujuh hari dan setelah itu harus ditutup.

"Kami telah melaksanakan rapat antarpimpinan instansi terkait dan sepakat menutup operasi pada Sabtu hari ini," katanya.

Setelah personel melakukan operasi SAR hari ke tujuh, seluruhnya akan ditarik dan segera digelar apel penutupan di Posko SAR terpadu.

Terkait dengan sisa korban, apabila ditemukan maka operasi SAR kembali dibuka atas dasar data-data yang akurat, jelas, serta informasi yang disampaikan oleh pihak keluarga korban maupun pemerintah daerah setempat.

Satu hal yang menjadi pertimbangan para pimpinan instansi untuk menutup operasi SAR yakni tidak jelasnya informasi dari keluarga yang mengaku kerabatnya masih tertimbun material longsor di lokasi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement