Jumat 05 Jul 2024 10:08 WIB

Selebrasi Gol 'Salam Metal' Merih Demiral di Euro Bukan Simbol Rasisme, Ini Penjelasannya

Menteri Dalam Negeri Jerman Nancy Faeser menyebut gestur Demiral sebagai simbol rasis

Pemain Turki Merih Demiral merayakan golnya ke gawang Austria pada laga 16 besar Euro 2024, Rabu (3/7/2024). Gesture perayaan gol Demiral dikecam politisi Jerman karena dianggap terkait dengan kelompok ultranasionalis sayap kanan.Grey Wolves
Foto:

Ia menjelaskan konteks penggunaan simbol serigala sepanjang sejarah Turki. Dalam epos Ergenekon dari sekitar 330 SM, serigala dipandang sebagai pemandu dan pemimpin. "Ada juga kepercayaan dari periode Gokturk bahwa orang Turki berasal dari serigala," kata Tasagil.   

Tasagil menyoroti bahwa sumber-sumber dari abad ke-12 dan ke-13 menyebutkan bahwa orang-orang Turki, ketika tiba di Anatolia, mengikuti seekor serigala, menurut legenda Armenia, Suriah, dan legenda Timur Tengah lainnya.

"Bagi orang Turki, serigala adalah sosok penuntun, yang melambangkan kebijaksanaan, strategi, dan penyelamatan di masa-masa sulit," jelasnya.

"Ketika Republik Turki didirikan (pada tahun 1923), serigala muncul di uang kertas, di koran-koran, di lambang-lambang lembaga-lembaga nasional," katanya.

Meskipun gestur ini biasanya dikaitkan dengan MHP dan Grey Wolves, melihat penjelasan Tasagil, tak heran jika gestur ini juga digunakan oleh para politisi Turki di seluruh spektrum politik.

Hal ini juga tidak terbatas pada Turki, karena salam ini digunakan oleh orang-orang Turki di seluruh dunia, seperti orang-orang Azerbaijan di Azerbaijan Iran, untuk menunjukkan bahwa mereka adalah orang Turki. 

photo
Para pemain Turki melakukan selebrasi usai berhasil menang melawan Austria saat bertanding pada babak enam belas besar EURO 2024 di Red Bull Arena, Leipzig, Jerman, Selasa (2/7/2024) - (AP Photo/Darko Vojinovic)

 

Austria melarang salam ini pada 2019. Membuat gerakan tersebut dapat dihukum dengan denda hingga sekitar Rp 70 juta sebagai bagian dari dorongan yang lebih luas untuk melarang simbol-simbol "organisasi ekstremis", dikutip dari Washington Post.

Prancis juga melarang kelompok tersebut pada tahun 2020. Juru bicara pemerintah pada saat itu menuduh kelompok ini melakukan tindakan "sangat kejam". Namun gerakan ini tidak dilarang di Jerman yang memiliki kelompok Wolfsgruss yang terkait dengan Grey Wolves. Wolfgruss masyhur di negeri tuan rumah Euro 2024 tersebut.

Hal inilah yang memicu kecaman dari pemerintah Turki. Kementerian Luar Negeri Turki menyatakan, langkah UEFA tersebut tak dapat diterima.

“Selain itu, laporan yang diterbitkan oleh Kantor Federal Jerman untuk Perlindungan Konstitusi pada September 2023 menekankan bahwa tanda 'serigala abu-abu' tidak serta merta dapat dikaitkan dengan ekstremisme sayap kanan. Tanda 'serigala abu-abu' juga bukan simbol yang dilarang di Jerman. Dalam situasi ini, reaksi yang ditunjukkan oleh otoritas Jerman kepada Tuan Demiral sendiri dapat dianggap sebagai xenofobia,” bunyi pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Turki dikutip dari Anadolu.

“Kami mengutuk reaksi yang bermotif politik terhadap penggunaan simbol sejarah dan budaya sebagai bagian dari perayaan gol dengan cara yang tidak menargetkan siapa pun,” tegas pernyataan tersebut.

Kecaman juga...

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement