Kamis 04 Jul 2024 12:37 WIB

Festival Kuliner Nonhalal di Mal Solo Paragon Disetop Sementara

Dewan Syariah Kota Surakarta mengatakan warga resah dengan adanya festival tersebut.

Suasana Festival kuliner pecinan nusantara atau festival kuliner non halal di Solo Paragon Mall yang sempat diberhentikan sementara lantaran menuai protes dari masyarakat, Kamis (4/7/2024).
Foto: Alfian Choir/Republika
Suasana Festival kuliner pecinan nusantara atau festival kuliner non halal di Solo Paragon Mall yang sempat diberhentikan sementara lantaran menuai protes dari masyarakat, Kamis (4/7/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Festival kuliner nonhalal bertajuk Festival Pecinan Nusantara yang diselenggarakan di Mal Solo Paragon Surakarta, Jawa Tengah, dihentikan sementara sebagai buntut munculnya pro dan kontra dari sejumlah pihak. Chief Marketing Communication (Marcom) Solo Paragon Mall Veronica Lahji di Solo, Kamis (4/7/2024), mengatakan untuk sementara ini pihak mal belum dapat memberikan kepastian kelanjutan dari festival.

"Sambil menunggu arahan terbaik dari pejabat setempat," kata Veronica.

Baca Juga

Pantauan di lokasi acara, festival yang terselenggara di atrium mal tersebut pagi ini sekelilingnya ditutup kain hitam. Tidak ada konsumen yang datang ke festival tersebut.

Sejumlah pedagang terlihat beraktivitas di stan masing-masing. Terkait hal itu, Vero mengatakan para pedagang harus tetap mengurus dagangannya mengingat ada beberapa jenis makanan yang rawan busuk.

Meski demikian, ia memastikan tidak ada aktivitas jual beli di festival tersebut.

Sebelumnya, Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS) menemui perwakilan Pemerintah Kota Surakarta untuk melakukan audiensi mengenai festival kuliner makanan nonhalal di Solo Paragon Mal. Humas DSKS Endro Sudarsono mengimbau umat Muslim untuk tidak ikut dalam festival tersebut.

Pihaknya juga menyoroti spanduk pemberitahuan yang dinilai terlalu vulgar. Menurut dia, spanduk pemberitahuan seharusnya terpasang secara terbatas dan tidak terlalu vulgar.

"Karena warga resah, ini terlalu vulgar walaupun kami cukup menghargai makanan dari yang nonmuslim. Tidak boleh memaksakan kehendak, maka sifatnya adalah imbauan dan pernyataan sikap," katanya.

Pada audiensi tersebut, pihaknya meminta Pemkot Surakarta lebih selektif memberikan izin. Terkait hal itu, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Surakarta Indradi mengatakan dalam hal ini Kesbangpol tidak menerbitkan izin.

"Itu kan izin keramaian, kalau izin keramaian di Polri. Kalau di Kesbangpol tidak ada kewenangan ya," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement