Jumat 28 Jun 2024 07:02 WIB

Pasangan Anies-Iman Bisa Bubar Lewat Lobi Liar, Ini Analisis Rektor Paramadina Prof Didik

Prof Didik mengakui Pilkada Jakarta 2024 punya citra hampir setara Pilpres

Rektor Universitas Paramadina periode 2021-2025, Prof Didik J Rachbini.
Foto: Dok Paramadina
Rektor Universitas Paramadina periode 2021-2025, Prof Didik J Rachbini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pilkada Jakarta akan menjadi pertarungan politik cukup menarik. Partai-partai politik akan saling bersiasat untuk memenangkan jagoannya. Hasil Pilgub Jakarta akan mempengaruhi konstelasi politik nasional.

Rektor Universitas Paramadina Didik J Rachbini, Prof berpendapat, kehadiran eksperimen pasangan Anies-Sohibul Iman yang disorong PKS begitu menarik perhatian publik dan menjadikan pilkada Daerah Khusus Jakarta lebih bergema secara nasional hampir setara pemilihan Presiden.

Baca Juga

"Mengapa? Karena Pilkda DKJ menjadi barometer nasional dan para gubernurnya sekaligus menjadi tokoh kaliber nasional, yang potensial menjadi presiden pada periode berikutnya," ujarnya Didik dalam keterangannya.

Hal yang menarik dan juga menjadi perhatian publik, kata Didik, karena Shohibul Iman, PhD (PKS) dan Anies Baswedan, PhD keduanya adalah mantan rektor Universitas Paramadina. Universitas Paramadina tidak besar dengan jumlah mahasiswa yang sangat banyak, tetapi juga tidak kecil karena pada saat ini jumlah mahasiswanya hampir 6000 orang.

"Dengan kehadiran tokoh-tokoh yang hebat, Universitas Paramadina ke depan akan semakin dikenal, dipercaya dan diminati oleh masyarakat dan publik secara luas sehingga akan menjadi universitas yang besar," ujarnya

Sebenarnya tidak hanya Anies dan Shohibul Iman yang tampil di panggung nasional dan ikut membesarkan nama Paramadina. Selain mereka, di Paramadina ada nama Sudirman Said pernah menjadi menteri ESDM dan berniat juga menjadi calon gubernur DKI - tetapi lebih dominan anies di dalam politik Jakarta saat ini.

Ada juga nama Sandi Uno (PPP), berdahara di Paramadina, sangat aktif di dalam politik, termasuk Jusuf Kalla sendiri, uyang sekarang menjadi Ketua Badan Pembina yayasan.

Tidak kalah dari semuanya, ada juga Tia Rahmania (PDIP), Dekan Fakultas Falsafah dan Peradaban Universitas Paramadina, yang terpilih menjadi anggota DPR RI periode 2024-2029, Daerah Pemilihan Banten.

"Lalu apa yang menarik ? Paramadina secara faktual ada Yayasan, Universitas, pengajian, dan aktivitas kemasyarakatan lainnya," ujarnya.

Paramadina yang didirikan Nurcholich Madjid dan kawan-kawannya ini sejatinya adalah sebuah gerakan pemikiran, intelektual, sosial pendidikan, aktivisme dan lainnya. Paramadina tidak sekedar kampus, yang memang lebih dikenal, tetapi sejatinya adalah gerakan yang luas, sehingga tidak aneh muncul tokoh-tokoh berbagai warna.

Menurut Didik, ketika Anies menjadi calon gubernur atau calon presiden, di Paamadina ada yang memilihnya ada yang tidak sesuai keyakinan masing-masing.

"Paramadina memang seperti ini karena memang bukan partai politik. Orang-orang yang berkegiatan di Paramadina ketika masuk ke dalamnya tidak berpolitik praktis sehingga bisa menerima semua kalangan," ujarnya.

Anies menjabat sebagai rektor Paramadina pada 2007.Saat terpilih usianya baru genap 37 tahun. Ia menjabat sebagai Rektor Paramadina selama delapan tahun dan menjadi penggagas gerakan Indonesia Mengajar.

Sementara itu, Sohibul Iman menjabat Rektor Paramadina dari 2005 –2007 sebelum digantikan oleh Anies.

Serasa Pilpres

Didik berpendapat, Pilkada DKJ menarik, bukan hanya karena Anies, Iman dan PKS, yang memenangkan pemilihan legislatif di Jakarta, melainkan di kota ini pilkada berlangsung dengan suasana seperti pilpres. Alhasik, menarik perhatian semua kalangan pengamat, media, luar negeri dan masyarakat sendiri.

Di dalam pilkada DKJ ini, kata ia, sudah jelas Anies paling tinggi daya jual dan elektabilitasnya. PKS dalam hal ini bergerak lebih awal dengan semangat merebut lebih dahulu ketimbang Nasdem dan PKB yang sudah berniat semi terbuka untuk mwencalonkannya.

Karena tidak merupakan hasil musyawarah, maka beberapa pihak analis menyatakan pasangan Aman ini tidak aman.

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement