Selasa 25 Jun 2024 14:38 WIB

Menko Luhut Usulkan Anggaran Pushidrosal Diperbesar

Luhut beberapa kali menegaskan kerja Pushidrosal perlu mendapat dukungan lebih besar.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan.
Foto: Antara/Rolandus Nampu
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyoroti pentingnya peran Pusat Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal) dalam mewujudkan Indonesia sebagai negara maju 2045. Sehingga, ia berkeyakinan anggaran untuk Pushidrosal perlu segera ditambah.

Pushidrosal yang merupakan komando utama pembinaan TNI Angkatan Laut merupakan lembaga hidro-oseanografi yang punya peran ganda, yaitu untuk kebutuhan hidro-oseanografi militer dan hidro-oseanografi publik.

Baca: Garuda Indonesia akan Terbangkan 7.000 Pasukan Perdamaian TNI

"Menurut saya, pertama, anggaran Pushidrosal harus diperbesar dan peralatannya dipercanggih, karena tidak ada pilihan lain. Sangat banyak (dasar laut Indonesia) yang belum dipetakan," kata Luhut saat ditemui pada sela-sela acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Hidrografi Tahun 2024 di Balai Samudera, Jakarta Pusat, Selasa (25/6/2024).

Luhut dalam pidato kuncinya (keynote speech) saat acara, menjelaskan Indonesia saat ini dalam tahapan menuju negara berpendapatan tinggi (high income country) pada 2030. Menurut dia, tujuan itu ditopang salah satunya oleh kekayaan sumber daya maritim yang saat ini belum dikelola optimal.

"Kita selama ini membelakangi laut. Untuk Visi (Indonesia Negara Maju) 2045, (Indonesia harus) menjadi negara berpendapatan tinggi dan pusat peradaban maritim dunia," ujar Luhut.

Baca: Kapten Laut Rayhan Lulus dari Naval Postgraduate School di AS

Demi mengoptimalkan sumber daya maritim Indonesia, kata Luhut, Pushidrosal punya peran penting terutama dalam pemetaan peta dasar bawah laut berikut dengan sumber daya kelautan yang dapat diketahui dari eksplorasi bawah laut itu. "Jadi Pushidrosal menyiapkan ini, nanti pemerintah juga bagaimana mengeksekusi," ucapnya.

Luhut mengatakan, banyak potensi yang dapat menjadi sumber pendapatan Indonesia jika peran Pushidrosal dioptimalkan. Di antaranya, dari sektor perikanan, pertambangan (seabed mining), transportasi, energi, dan pariwisata. "Itu kapal (pesiar asing) yang masuk di Bali, kalau tidak ada Pushidrosal memberikan bantuan petanya, dia nggak akan masuk kapal turis itu," kata Luhut.

Oleh karena itu, Luhut beberapa kali menegaskan kerja Pushidrosal perlu segera mendapat dukungan lebih besar, termasuk yang menyangkut anggaran dan alutsista atau peralatannya.

Baca: Prajurit Lanal Banyuwangi Selamatkan Penumpang Kapal yang Tenggelam

"Ya jangan kita itu apa namanya enggak ada ongkosnya, makanya dana-danaan si Pushidrosal harus di-double-kan, karena kalau dengan cara sekarang baru 19 persen yang dipetakan, diselidiki ya kita 120 tahun lagi baru selesai. Nah itu kan enggak mungkin. Kita harus cepat sebagai negara yang terus berkembang," ucap Luhut.

Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali menjelaskan, sebanyak 19 persen peta bawah laut Indonesia itu merujuk pada peta hasil koreksi dan pembaruan atas peta lama peninggalan Hindia Belanda. "19 persen itu adalah dengan peralatan baru. Jadi updating peta kita yang dilaksanakan peralatan-peralatan baru yang dimiliki Pushidrosal," kata Ali.

Luas laut Indonesia mencapai 6,4 juta kilometer persegi (m2). Sementara itu, jumlah kapal bantu hidro-oseanografi yang punya kemampuan survei/eksplorasi laut dalam ada kurang lebih tiga kapal, yaitu KRI Rigel-933, KRI Spica-934, dan KRI Dewa Kembar-932.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement