Selasa 25 Jun 2024 12:22 WIB

Kontroversi Alex KPK: Meleset Soal Masiku, Minta Program kepada SYL, Hingga OTT Hiburan

Alex minta SYL mengalokasikan bantuan program Kementan di kampung halamannya, Klaten.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Mas Alamil Huda
Wakil Ketua KPK Alexander Marwata menyampaikan keterangan pers di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis (23/11/2023).
Foto:

Dua pekan lalu, Alex Marwata menyatakan, tersangka kasus dugaan suap pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR Harun Masiku diharapkan bisa tertangkap paling lambat dalam waktu sepekan. "Mudah-mudahan saja dalam satu minggu ketangkep. Mudah-mudahan," kata Alex di Kompleks Parlemen, Jakarta pada Selasa (11/6/2024).

Namun faktanya, tak ada tanda-tanda Harun Masiku tertangkap hingga saat ini atau dua pekan sejak pernyataan Alex saat itu. Harun Masiku diketahui merupakan eks caleg PDIP yang terjerat perkara dugaan suap dalam PAW anggota DPR periode 2019-2024.

Harun diduga menyuap komisioner KPU saat itu, Wahyu Setiawan agar bisa ditetapkan sebagai anggota DPR. Tapi, sejak OTT terhadap Wahyu dan sejumlah pihak lain pada 8 Januari 2020 hingga saat ini, Harun Masiku masih buron. Sedangkan Wahyu sendiri sudah menghirup udara bebas pascamenuntaskan masa hukuman penjaranya.

Pekan lalu, terungkap di persidangan bahwa Alexander Marwata pernah meminta bantuan kepada mantan menteri pertanian (mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) untuk menyalurkan program Kementan di kampungnya, Klaten, Jawa Tengah. Hal itu dikatakan sekjen Kementan nonaktif Kasdi Subagyono dalam persidangan.

Kasdi menjadi saksi mahkota dalam sidang kasus gratifikasi dan pemerasan yang menjerat SYL, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada Rabu (19/6/2024). Saksi mahkota merupakan terdakwa yang bersaksi untuk terdakwa lainnya. Kasdi juga diketahui menjadi terdakwa dalam kasus ini.

Awalnya Ketua Majelis Hakim Rianto Adam Pontoh mendalami hubungan Kasdi dengan pimpinan KPK. "Ada berkenalan dengan salah satu komisioner atau pimpinan KPK?” tanya Rianto dalam sidang tersebut.

Kasdi mengungkapkan tak mempunyai hubungan dengan pejabat KPK.

"Saudara mendengar Pak Menteri ada hubungan dengan salah satu pimpinan KPK?” tanya Rianto lagi.

Atas pertanyaan tersebut, Kasdi menyebut adanya komunikasi antara Wakil Ketua KPK Alexander Martawa dengan SYL lewat aplikasi pesan singkat. Hal ini diketahui saat Kasdi dikonfirmasi penyidik dalam pemeriksaan di KPK.

"Chating-an dengan siapa?" tanya Rianto.

"Chating-an dengan salah satu pimpinan KPK, waktu itu adalah Pak Alex Marwata," jawab Kasdi.

Kasdi mengingatkan komunikasi Alexander dengan SYL bukan membahas kasus Kementan yang diusut oleh KPK. Tapi, komunikasi tersebut intinya berupa permintaan dari Alex supaya Kementan mengalokasikan bantuan program untuk kampung Alexander Marwata di Klaten.

"Pak Alex minta bantuan untuk kampungnya (di) Klaten, untuk didukung programnya Pak Menteri," ucap Kasdi.

Bahkan, Kasdi menyebut Alex juga meminta nomor ponsel Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya. Tapi, Kasdi tak tahu selanjutnya apakah SYL memberikannya atau tidak. SYL dan Nurbaya merupakan menteri yang diusung oleh partai Nasdem.

"Kemudian apa?" tanya Rianto.

"Nomor HP-nya Menteri LHK, Pak Alex menanyakan ke beliau (SYL), Pak Menteri, untuk minta nomornya Bu Siti Nurbaya, itu yang di dalam chating-nya," jawab Kasdi.

"Yang disampaikan (diberikan nomor Nurbaya) oleh Pak Menteri?" tanya Rianto lagi.

"Saya tidak tahu," jawab Kasdi.

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement