Sabtu 22 Jun 2024 20:10 WIB

Korban Syahid Palestina Capai 37.551 Setelah Israel Bunuh 101 Warga

Sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan dan obat-obatan.

Seorang warga Palestina melihat pelaksanaan sholat Idul Adha dari tembok rumahnya di kota Khan Younis, Gaza Selatan, Ahad (16/6/2024). Warga Palestina di Khan Younis tetap antusias melaksanakan sholat Idul Adha diantara reruntuhan bangunan yang hancur akibat serangan Israel.
Foto: EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Seorang warga Palestina melihat pelaksanaan sholat Idul Adha dari tembok rumahnya di kota Khan Younis, Gaza Selatan, Ahad (16/6/2024). Warga Palestina di Khan Younis tetap antusias melaksanakan sholat Idul Adha diantara reruntuhan bangunan yang hancur akibat serangan Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan di Gaza pada Sabtu mengatakan jumlah korban jiwa di Palestina sedikitnya mencapai 37.551 orang setelah Israel kembali membunuh 101 warga di kawasan Jalur Gaza. Pernyataan kementerian tersebut menambahkan bahwa 85.911 orang lainnya juga terluka dalam serangan gencar tersebut. Sebagian besar dari korban, terutama yang terbunuh adalah wanita dan anak-anak.

“Serangan Israel menewaskan 101 orang dan melukai 169 lainnya dalam 24 jam terakhir saja,” kata pernyataan itu.

Baca Juga

Meski jumlah korban terus bertambah sejak Israel menyerang pada akhir Oktober lalu, pihak kementerian menambahkan bahwa banyak orang yang masih terjebak di bawah reruntuhan. Hal itu dikarenakan tim penyelamat tidak dapat menjangkau korban serangan brutal Israel.

Mencemooh resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, Israel menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutal yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober.

Lebih dari delapan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang keputusan terbarunya memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasinya di Rafah, tempat lebih dari 1 juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserbu pada 6 Mei.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement