REPUBLIKA.CO.ID, GAZA- Warga Palestina yang baru saja dibebaskan dari Jalur Gaza, Badr Dahlan, menunjukkan tanda-tanda tekanan psikologis setelah satu bulan berada di penjara Israel—periode yang disebutnya bagaikan “mimpi buruk”.
Dahlan (30) mengalami kondisi yang keras di dalam penjara di mana ia dilaporkan mengalami pelanggaran dan tindakan penyiksaan, sebelum akhirnya ia dibebaskan pada Kamis (20/6/2024).
Dahlan mengatakan bahwa ia ditangkap sekitar sebulan yang lalu di Khan Younis di Gaza selatan, dan menceritakan pemukulan yang ia alami di penjara dan pusat penahanan Israel selama ditahan.
Ia mengaku tidak mengetahui keberadaan keluarganya dan mendengar dari orang lain bahwa Khan Younis telah dihancurkan dalam serangan Israel. Setelah dipindahkan ke Rumah Sakit Shuhada al-Aqsa di Deir al-Balah di Gaza tengah untuk dirawat setelah dibebaskan, Dahlan mengungkapkan bahwa dia "merasa seperti akan mati".
Dahlan dibebaskan dengan kondisi psikologis yang sangat buruk, matanya yang melotot dan tidak fokus, serta ucapannya tidak teratur, sering tersendat. Itu semua menunjukkan gangguan psikologis yang parah akibat penyiksaan.
Kantor Media Gaza mengatakan pada Kamis sedikitnya 36 tahanan dari Gaza yang ditahan oleh militer Israel sejak 7 Oktober, telah meninggal dunia karena penyiksaan di penjara-penjara Israel. Tentara Israel membebaskan 33 tahanan Palestina dari Gaza pada Kamis.
"Para tahanan yang dibebaskan dirawat di Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa dengan tubuh kurus dan tanda-tanda penyiksaan," kata sumber-sumber tersebut medis. Anadolu melaporkan bahwa para tahanan dibebaskan di Deir al-Balah timur di Gaza tengah.
Sejak dimulainya operasi darat Israel di Gaza pada 27 Oktober, Israel telah menahan ribuan warga Palestina, termasuk perempuan, anak-anak, serta anggota tim kesehatan dan pertahanan sipil.
Meskipun sejumlah kecil tahanan telah dibebaskan, nasib sebagian besar lainnya masih belum diketahui.
Pada awal tahun ini, jumlah tahanan Palestina dari Tepi Barat yang Diduduki dan Yerusalem di penjara Israel telah mencapai 4.910 orang, sejak dimulainya perang di Jalur Gaza pada 7 Oktober. Hal ini disampaikan oleh Komisi Palestina untuk Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan dan Klub Tahanan Palestina.
Pernyataan itu mencatat bahwa penangkapan hari Senin berfokus pada kota Qatanna di Yerusalem, di mana 12 orang ditangkap, sementara sisa penangkapan didistribusikan di kegubernuran Tulkarm, Nablus, Ramallah, Hebron, Bethlehem dan Yerusalem Timur.
Dilansir dari Middle East Monitor, Rabu (3/1/2023), Penghitungan penangkapan tidak termasuk yang dilakukan oleh pasukan Israel di Jalur Gaza.