Sabtu 08 Jun 2024 13:46 WIB

Masuk Daftar Hitam PBB, Ini Daftar Kejahatan Israel Terhadap Anak-Anak Gaza

Rerata 63 anak-anak Gaza syahid tiap harinya sembilan bulan belakangan.

Karam Harara memegang jenazah putrinya yang berusia 2 tahun, Sabreen, yang syahid dalam serangan udara Israel di Gaza tengah, Ahad 19 Mei 2024.
Foto:

Kementerian di Palestina juga menunjukkan bahwa sejak dimulainya agresi di Jalur Gaza, 620 ribu siswa tak bisa bersekolah. Sebanyak 88 ribu mahasiswa juga tak bisa berkuliah. Sementara itu, sebagian besar dari mereka menderita trauma psikologis dan kesehatan yang buruk.  Hal ini karena serangan Israel juga menghancurkan sekolah-sekolah dan universitas.

PBB mencatat, saat serangan Israel memasuki bulan keenam, lebih dari 5.479 pelajar, 261 guru dan 95 profesor universitas syahid di Gaza, dan lebih dari 7.819 pelajar dan 756 guru terluka. Jumlah saat ini jauh lebih banyak karena tiga bulan belakangan serangan ISrael kian brutal di Gaza. 

Setidaknya 60 persen fasilitas pendidikan, termasuk 13 perpustakaan umum, telah rusak atau hancur dan setidaknya 625.000 siswa tidak memiliki akses terhadap pendidikan. 195 situs warisan lainnya, 227 masjid dan tiga gereja juga telah dirusak atau dihancurkan, termasuk Arsip Pusat Gaza, yang berisi sejarah 150 tahun. Universitas Israa, universitas terakhir yang tersisa di Gaza dihancurkan oleh militer Israel pada 17 Januari 2024.

Laporan Save the Children mengungkapkan, empat dari lima anak di Jalur Gaza menderita depresi, kesedihan, dan ketakutan yang disebabkan oleh blokade Israel selama 15 tahun. Laporan yang berjudul “Trapped” ini mewawancarai 488 anak, serta 168 orang tua dan pengasuh di Jalur Gaza. 

Blokade Jalur Gaza dimulai pada Juni 2007. Blokade ini sangat mempengaruhi ekonomi wilayah Gaza dan membatasi mobilitas warganya. Blokade mempengaruhi kehidupan anak-anak, dengan jumlah 47 persen dari total dua juta penduduk Gaza.

Sekitar 800 ribu anak Gaza tidak pernah mengenal kehidupan tanpa blokade. Laporan itu menyatakan, anak-anak di Gaza harus menghadapi enam situasi yang mengancam jiwa, lima eskalasi kekerasan dan pandemi Covid-19. Penelitian terbaru Save the Children menunjukkan bahwa, kesehatan mental anak-anak, dan remaja telah memburuk secara dramatis sejak laporan terakhir mereka empat tahun lalu. Jumlah anak yang melaporkan tekanan emosional meningkat dari 55 persen menjadi 80 persen.

 

Laporan tersebut menunjukkan, ada peningkatan jumlah yang signifikan terhadap anak-anak Gaza yang merasa takut yaitu 84 persen dibandingkan dengan 50 persen pada 2018. Kemudian anak-anak yang merasa gugup sebesar 80 persen dibandingkan dengan 55 persen pada 2018. Sementara anak-anak yang mengalami depresi naik dari 62 persen menjadi 77 persen, dan anak-anak yang merasakan kesedihan naik dari 55 persen menjadi 78 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement