Selasa 07 May 2024 23:00 WIB

SISP Healthcare Platform Jadi Hasil Kolaborasi Antara Kemenkes, Swedia, dan AstraZeneca

Kemenkes memiliki misi besar untuk meningkatkan pelayanan kesehatan secara pesat.

Presiden Direktur Sementara AstraZeneca Indonesia (AZI) Saj Molaee (kiri) sedang berbincang dengan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin usai peluncuran Sweden-Indonesia Sustainability Partnership (SISP) Healthcare.
Foto: Dok. Kemenkes
Presiden Direktur Sementara AstraZeneca Indonesia (AZI) Saj Molaee (kiri) sedang berbincang dengan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin usai peluncuran Sweden-Indonesia Sustainability Partnership (SISP) Healthcare.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan, Kedutaan Swedia dan AstraZeneca, sebagai salah satu mitra utama, bersama meluncurkan Sweden-Indonesia Sustainability Partnership (SISP) Healthcare, sebuah upaya untuk memperkuat pelayanan dan sistem kesehatan di Indonesia dengan tujuan menciptakan generasi “Emas” yang sehat dan kuat pada tahun 2045.   

Munurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kemenkes memiliki misi besar untuk meningkatkan pelayanan kesehatan secara pesat. Oleh karena itu, penting sekali untuk Indonesia bekerja sama dengan negara yang memiliki sistem kesehatan yang lebih maju dan beda dari Indonesia supaya bisa terjadi pertukaran ilmu yang signifikan. 

Baca Juga

"Kita harus belajar dari yang terbaik di bidang kesehatan dan Swedia memiliki perusahaan-perusahaan kesehatan terkemuka, seperti AstraZeneca yang memiliki sains dan teknologi terkemuka di bidang kesehatan seperti pencegahan dan vaksin," kata dia dikutip pada Selasa (7/5/2024).

 

Menteri Budi menambahkan platform SISP Healthcare sedikit membahas kerja sama antar pemerintah dan lebih banyak membahas kolaborasi antar pemerintah dengan swasta. “Indonesia tidak bisa menjadi negara berpendapatan tinggi jika pemerintah tidak memfasilitasi pihak swasta, sebagai pengerak roda ekonomi terbesar. Saya menerima instruksi dari Bapak Presiden bahwa kita perlu merubah pola pikir dan kultur di kementerian agar bisa lebih terbuka untuk membuat program kesehatan bersama pihak swasta,” kata Menteri Budi.  

 

Duta Besar untuk Indonesia, Timor-Leste dan ASEAN, YM Daniel Blockert menambahkan bahwa peluncuran SISP Healthcare Platform menandakan momen penting dalam kemitraan jangka panjang antara Swedia dan Indonesia dan menyambut baik kerja sama dengan Kementerian Kesehatan. Menurut Dubes Daniel, rangkaian program seperti peningkatan kapasitas, simposium layanan kesehatan, dan inisiatif bersama, akan menyatukan keahlian dari kedua negara untuk memenuhi visi pemerintah Indonesia di bidang layanan kesehatan. 

"Inisiatif ini juga selaras dengan komitmen bersama kedua negara untuk mencapai Agenda 2030 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TBP), khususnya dalam memajukan praktik layanan kesehatan berkelanjutan untuk generasi sekarang dan di masa depan,” kata Dubes Daniel. 

 

Saj Molaee, Presiden Direktur Sementara AstraZeneca Indonesia (AZI), menyampaikan, AstraZeneca di Indonesia sudah lebih dari 50 tahun berkomitmen untuk memperkuat ekosistem kesehatan. "Melalui kemitraan strategis yang berkelanjutan dengan Kementerian Kesehatan dan semua pemangku kepentingan kesehatan. Mendirikan SISP Healthcare bersama Kedutaan Swedia dan Kementerian Kesehatan adalah salah satu bentuk nyata upaya dari AstraZeneca mendukung mewujudkan program transformasi kesehatan inisiatif dari pemerintah," kata dia. 

“Kami akan mendukung Kementerian Kesehatan dalam mengembangkan ekosistem layanan kesehatan yang berkeadilan dan Tangguh, terutama dalam pengelolaan penyakit pernafasan, yang mencakup membangun kemampuan untuk meningkatkan skrining dan penatalaksanaan asma dan PPOK serta melindungi bayi dari penyebab utama kedua pneumonia, yaitu Respiratory Syncytial Virus (RSV), yang memiliki angka kematian pada bayi yang tinggi di Indonesia,” kata Saj menambahkan. 

Salah satu kanker yang sering diderita oleh pria dan dikenal sebagai kanker paling menyakitkan, kanker prostat, juga termasuk dalam penguatan sistem kesehatan melalui SISP Healthcare Platform bekerja sama dengan AstraZeneca.  Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, Direktorate Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, menyampaikan, akirining kanker prostat sudah dimasukan ke dalam perencanaan sebagai penguatan upaya pencegahan kanker di Puskesmas. "Kita akan mulai dulu dengan program uji coba tahun depan sebelum dikembangkan untuk semua laki-laki.”

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement