REPUBLIKA.CO.ID,
MANADO -- Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan aktivitas vulkanik Gunung Ruang di Kabupaten kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara (Sulut), masih tinggi pasca-erupsi besar pada 30 April 2024.
"Asap masih teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 100 - 700 meter di atas puncak. Hal ini masih mengindikasikan aktivitas Gunung Ruang masih tinggi," sebut Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid dalam rilis yang dibagikan dalam grup percakapan Info Gunung Api Sitaro'di Manado, Selasa.
Potensi bahaya saat ini berupa erupsi yang menghasilkan awan panas, lontaran material pijar, dan paparan abu vulkanik yang bergantung pada arah dan kecepatan angin serta lahar bila hujan deras turun di sekitar Gunung Ruang.
"Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental, aktivitas vulkanik Gunung Ruang masih tinggi dan ditetapkan pada Level IV, Awas," katanya.
Kepala Badan Geologi menyebutkan kegempaan yang terekam tanggal 1-6 Mei 2024 yaitu sebanyak dua kali gempa erupsi, 77 kali gempa vulkanik dangkal, dan 17 kali gempa vulkanik dalam, lima kali gempa tektonik lokal, 31 kali gempa tektonik jauh, dan 15 kali gempa tremor menerus.
Erupsi, kata dia, terjadi pada 1 Mei 2024 pukul 17.43 WITA dengan tinggi kolom abu teramati ± 600 meter di atas puncak.
Erupsi kedua terjadi pada 2 Mei 2024 pukul 16.12 WITA dan kolom asap berwarna putih kelabu dengan tinggi 300 meter condong ke arah utara.
"Kegempaan tanggal 7 Mei 2024 sampai pukul 06.00 WITA terekam sebanyak tujuh kali gempa tektonik jauh dan tremor masih terekam melalui stasiun RUA4," katanya.
Sejarah erupsi Gunung Ruang tercatat sejak 1808 dan memiliki interval erupsi berkisar antara satu hingga 30 tahun.
Erupsi terakhir, sebelum kejadian erupsi pada tahun 2024, terjadi pada tahun 2002 yang merupakan erupsi eksplosif disertai awan panas dan mengakibatkan kerusakan lahan dan pemukiman serta mengharuskan pengungsian penduduk.
Erupsi Gunung Ruang dimulai tanggal 16 April 2024 setelah terjadi peningkatan aktivitas kegempaan yang signifikan, kenaikan status dilakukan secara bertahap mulai dari Waspada (Level II), Siaga (Level III), dan Awas (Level IV).
Statusnya sempat diturunkan menjadi Siaga, sebelum kemudian kembali dinaikkan menjadi Awas setelah erupsi lebih hebat pada 30 April 2024.