REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta mengimbau agar segera mengakses fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) jika ditemukan adanya gejala flu singapura (hand, foot, and mouth disease/HFMD), terutama pada anak.
Hal ini mengingat flu singapura merupakan penyakit yang mudah menular, meski tidak menimbulkan keparahan yang tinggi. Dinkes menyebut bahwa dari kasus yang sudah ditemukan, lebih banyak anak-anak di bawah 14 tahun yang terjangkit penyakit ini di Kota Yogyakarta.
“Kalau ada anak-anak atau orang lain yang mengalami keluhan itu langsung diperiksakan ke tenaga kesehatan,” kata Kabid Pencegahan, Pengendalian Penyakit, dan Pengelolaan Data Sistem Informasi Dinkes Kota Yogyakarta, Lana Unwanah di Kompleks Balai Kota Yogyakarta, Kamis (25/4/2024).
Lana menyebut ada beberapa gejala yang dapat dialami penderita saat terjangkit penyakit ini. Mulai dari munculnya bercak-bercak kemerahan di telapak kaki dan tangan, demam, lesu, tidak nafsu makan, hingga mengalami nyeri tenggorokan.
“Demam bisa satu sampai dua hari,” ucap Lana.
Jika ditemukan adanya gejala-gejala tersebut pada anak, Lana juga meminta untuk diistirahatkan. Hal ini untuk mengantisipasi penyebaran lebih lanjut karena flu singapura yang bisa menular dengan cepat.
Disampaikan bahwa penularan flu singapura bisa terjadi lewat sentuhan kulit, lewat droplet, bahkan saat penderita batuk. “Sehingga, anak-anak yang mengalami gejala ini sebaiknya diistirahatkan atau diisolasi, tapi bukan isolasi seperti saat Covid-19, yang penting dipisahkan dari teman-temannya agar tidak menularkan,” jelasnya.
Bahkan, Lana juga mengimbau sekolah diliburkan jika ditemukan banyak anak di satu sekolah yang mengalami gejala flu singapura. Hal ini dilakukan untuk memutus mata penularan flu singapura.
“Kalau di satu sekolah itu banyak sekali anak-anak yang bergejala, maka sebaiknya sekolah itu diliburkan sekitar satu periode masa inkubasi, sekitar lima atau tujuh hari itu bisa diliburkan untuk memutus mata rantai penularan,” ungkapnya.