Kamis 25 Apr 2024 13:30 WIB

Laporan Kasus Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert Mulai Diproses Polda Metro Jaya

Pekan ini, penyidik Polda Metro Jaya mulai memeriksa saksi-saksi.

Pendeta Gilbert Lumoindong menyampaikan keterangan kepada wartawan usai melakukan pertemuan di kediaman Jusuf Kalla, Kebayoran Baru, Jakarta, Senin (15/4/2024). Dalam kesempatan tersebut Pendeta Gilbert meminta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia khususnya umat Islam atas kegaduhan yang terjadi akibat ceramahnya yang menyinggung soal salat dan zakat dalam Islam. Pendeta Gilbert menyebut video ceramahnya yang viral di media sosial dan menimbulkan kegaduhan ini telah dipotong-potong dan tidak memuat penjelasan yang lengkap. Ia pun menegaskan tak bermaksud untuk mengolok-olok umat Muslim melalui ceramahnya tersebut.
Foto:

Pendeta Gilbert saat dikonfirmasi terkait kasus itu hanya menyampaikan permohonan maaf terkait ceramahnya. "Sekali lagi kami menyatakan maaf kami, kepada umat yang terlukai dan tersakiti, Insyaallah ke depan lebih baik," ucapnya saat dikonfirmasi, Rabu (17/4/2024).

Pada Senin (15/4/2024), Gilbert telah bertemu dengan Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla untuk menyampaikan permintaan maaf atas pernyataan yang membuat gaduh dunia maya. Pada Selasa (16/4/2024), Gilbert juga telah menemui pimpinan MUI untuk menyampaikan permintaan maaf.

"Siang hari ini, 16 April 2024 kami pimpinan Majelis Ulama Indonesia menerima kehadiran Pendeta Gilbert Lumoindong dalam rangka klarifikasi atas kegaduhan dari isi khutbahnya yang viral," ujar Ketua MUI Kiai Cholil Nafis dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Selasa (16/4/2024).

Menurut Kiai Cholil, Pendeta Gilbert hadir atas inisiatifnya sendiri, karena menyadari bahwa MUI adalah rumah besar umat Islam. Dalam pertemuan itu, Pendeta Gilbert telah bercerita soal kronologi dan isi lengkap khutbahnya. Ia menyatakan tak ada niatan untuk menghina ajaran Islam apalagi untuk menciptakan perpecahan. 

"Pendeta Gilbert datang ke MUI untuk meminta maaf kepada umat Islam dan umat beragama atas tindakannya yang kurang berkenan dan menyinggung perasaan umat Islam dan umat beragama," ucap Kiai Cholil. 

Setelah mendengar penjelasan Pendeta Gilbert, kata Kiai Cholil, pihaknya mengambil kesimpulan bahwa kegaduhan tersebut semakin meruncing akibat adanya khutbah yang dipenggal-penggal dan edit, sehingga makna yang disampaikan pendeta Gilbert dapat berpotensi terjadinya kesalahpahaman di masyarakat.

"Kami sebagai umat beragama tentu menerima permohonan maafnya. Kami semua memaafkan seraya kami meminta agar kejadian ini menjadi pelajaran baginya dan bagi kita semua," kata Kiai Cholil. 

Dia pun mengingatkan kepada para tokoh agama, termasuk kepada Pendeta Gilbert agar tidak membanding-bandingkan keyakinan atau ibadah umat agama lain. "Saat khutbah atau ceramah tak perlu membandingkan keyakinan dan ritual agama  lain apalagi merendahkan demi menjaga terjadinya kesalahpahaman," jelas dia. 

"Ke depan mari kita rajut keutuhan, persaudaraan dan persatuan antar umat beragama serta saling menghormati keyakinan masing-masing kita demi menjaga kerukunan," ucap Pengasuh Ponpes Cendikia Amanah Depok ini. 

photo
Manfaat sholat bagi kesehatan. - (Dok. Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement