Selasa 23 Apr 2024 23:49 WIB

Isi Ceruk Pasar Properti di Bali, Oxo Group Bangun Kawasan Hunian Senilai Rp 500 Miliar

Oxo The Residences akan menjadi hunian premium bernuansa Neo Luxury

OXO Group Indonesia, mengembangkan OXO The Residences, sebuah proyek hunian senilai Rp 500 miliar di kawasan Nyanyi, Bali.
Foto: dok istimewa
OXO Group Indonesia, mengembangkan OXO The Residences, sebuah proyek hunian senilai Rp 500 miliar di kawasan Nyanyi, Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- OXO Group Indonesia, perusahaan pengembangan dan manajemen properti butik yang berbasis di Bali, memberikan pemutkahiran informasi korporasi terkait proyek terbarunya. 

Founder dan CEO OXO Group Indonesia Johannes Weissenbaeck mengungkapkan kolaborasi terbaru bersama Alexis Dornier dalam mengembangkan OXO The Residences, sebuah proyek hunian senilai Rp 500 miliar di kawasan Nyanyi, Bali. Johannes Weissenbaeck menuturkan, OXO The Residences akan menjadi game changer dan menetapkan standar baru dalam industri properti Neo Luxury di Bali. 

“Setiap proyek hunian yang kami kerjakan harus memiliki standar internasional dan bisa diterima, bukan hanya oleh pasar domestik, namun juga pasar global,” ungkapnya.

Johannes juga menjelaskan, sebelum pandemi Covid-19, sebagian besar pasar OXO Group didominasi oleh konsumen dari luar negeri, seperti Australia, Singapura, dan lain-lain. Sementara untuk proyek OXO The Residences ini, mereka menargetkan 80% pembeli domestik, sementara 20% dari mancanegara.

Mordor Intelligence melaporkan bahwa pada tahun 2023, pasar properti residensial Indonesia bernilai sekitar 67 miliar dolar AS, dan diperkirakan pada tahun 2024 akan mencapai 72 miliar dolar AS, atau tumbuh sekitar hampir 8 persen. Di tahun 2029 bahkan diramalkan akan mencapai 105,7 miliar dolar AS.

Sementara itu, riset yang dilakukan Rumah123.com sepanjang tahun 2023 menunjukkan, konsumen asing yang mencari properti di Indonesia yang didominasi lima negara, yakni Singapura (21,9%), Amerika Serikat (16,1%), Australia (11,8%), Malaysia (8,9%), dan Jepang (4,0%).

Adapun jenis properti yang paling banyak diminati pembeli asing pada tahun 2023 adalah rumah tapak (47%), tanah (21,8%), dan apartemen (25%). “OXO The Residences akan menampilkan 40 unit vila bergaya neo luxury di atas lahan seluas 2 hektare yang dilengkapi dengan fasilitas komunal bagi para penghuninya,” kata Johannes.

Dengan luas bangunan mulai 182 meter persegi hingga 286 meter persegi, OXO The Residences bakal memikat konsumen lokal maupun internasional dengan harga mulai dari Rp7,5 miliar.

Johannes menuturkan, dengan visi menciptakan gaya hidup yang menginspirasi dan bermanfaat bagi para tamu dan investor, sejak awal tahun 2015, produk properti dan pengalaman OXO Group dikenal memiliki standar tanpa kompromi, desain cerdas, layanan premium, dan mengedepankan prinsip berkelanjutan (sustainability).

“Satu hal yang pasti, lokasi proyek hunian terbaru ini terletak tepat di depan Nuanu City, sebuah proyek yang digadang akan menjadi The Next Big Thing di Bali setelah Canggu dalam 2 – 3 tahun ke depan. Dan semua penghuni OXO The Residences nantinya bisa menikmati fasilitas yang dimiliki oleh Nuanu City,” tambahnya.

Nuanu dikembangkan sebagai kota kreatif seluas 44 hektare dan mewujudkan esensi dari Tri Hita Karana, yang merupakan filosofi hidup dari masyarakat Bali. Dirancang sebagai ekosistem yang terintegrasi, Nuanu City menawarkan pengalaman transformatif yang memadukan seni, budaya, kesehatan, kehidupan yang terinspirasi dari alam, dan dampak sosial, menjadikannya destinasi yang wajib dikunjungi bagi mereka yang mencari petualangan yang kaya dan bermakna di Bali.

Sebuah komunitas yang terdiri dari para kreator, pemimpin, dan pembuat perubahan yang dinamis, Nuanu menciptakan sebuah lingkungan di mana pengunjung dan tamu dapat terhubung, berkolaborasi, dan berkreasi bersama. Mulai dari instalasi seni yang unik, cagar alam tepi pantai, program budaya hingga ruang kerja bersama dan ruang komunal yang inovatif, setiap aspek dari Nuanu dirancang untuk memicu kreativitas dan menumbuhkan hubungan yang bermakna.

Saat ini, OXO Group Indonesia telah mengembangkan dan memiliki sekitar 30 properti di Bali senilai Rp 700 miliar, yang terdiri dari hunian pribadi, vila, townhouse, studio co-working, resor, dan kapal pesiar sepanjang 20 meter di Taman Nasional Komodo.

“Hal yang perlu dipahami bersama adalah, saat ini Pulau Dewata sedang mengalami perubahan lanskap industri properti, dan tren Neo-Luxury telah menciptakan ceruk pasar baru di Industri properti Indonesia. Dan kekuatan utama OXO Group Indonesia adalah kami bisa mengikuti tren pasar baru tersebut,” katanya. 

Menurutnya, OXO Group Indonesia adalah perusahaan pengembang yang selalu mengedepankan gaya hidup berkelanjutan. Semua properti yang dibangun oleh OXO Group dilengkapi dengan panel tenaga surya, area resapan air hujan, water treatment, penyaring air osmosis, hingga bahan baku hasil daur ulang atau dapat didaur ulang.

“Kami bahkan telah menerapkan konsep  Zero Waste  dalam setiap proyek properti OXO Group, dan kami telah melakukan semua hal tersebut sejak awal berdiri,” pungkas Johannes.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement